"Bawa ransel besar.Mau ke luar kota kan?"
Aku basa basi. Karena sesungguhnya aku sudah tau ke mana dia akan pergi.
"Iya. Ada pekerjaan mendadak"
Sautnya.
"Makan dulu cinta, perut kamu harus kamu isi. Kamu ada maag"
Kataku.
Aku tau dia tak ingin memakannya. Aku tau dia terburu-buru. Aku tau seseorang di sana menunggunya. Aku tau dia ingin segera menemuinya.
"Satu gigit saja. Sisanya untukku"
Aku memaksa. Dan dia menurut.
Aku perih. Aku menunduk. Mataku panas. Tapi aku harus mengangkat mukaku dan memberikan senyum terbaikku untuknya.
"Jaga diri baik-baik. Pulanglah dengan selamat. Aku menunggumu di sini. Aku mencintaimu"
Kataku.
Ia mengangguk. Memelukku. Dan pergi.
Aku duduk di ruang makan. Aku bertanya-tanya pada diriku.
Kesalahan macam apa yang telah aku perbuat sehingga ia tak lagi mencintaiku?
Kesalahan seperti apa yang aku telah lakukan untuknya sehingga ia berpaling dariku?
Sejujurnya. Aku tak ingin tau dan tak mau tau dengan apa yang dia lakukan. Aku memilih membohongi diri sendiri. Aku memilih tak percaya dengan apa yang telah aku dengan dua tahun belakangan.
Aku memilih mencintainya.
Aku memilih tetap percaya padanya.
***
Senin malam dia kembali. Ia masih selalu menawarkan keromantisan dan sikap mesranya padaku. Aku masih jatuh cinta padanya. Cintaku tak pernah lekang untuknya.