"Jangan pedulikan siapapun yang kamu lihat sayang. Mereka semua tidak nyata. Mereka semua hanya hausinasi"Â Aku tak mengerti apa yang dia bicarakan.
"Ke sini sayang.. Tatap aku. Aku tidak pernah sekalipun meninggalkan kamu. Maafkan aku tak pernah memberitahu keadaanmu. Aku hanya ingin kamu bahagia. Tanpa aku sadari keadaan menjadi seperti ini..."
"Semua yang datang kepadamu. Mereka tidak nyata. Mereka tidak ada. Hanya halusinasi. Tolong jangan pedulikan kedatangan mereka.. Jangan sakiti dirimu karena mereka..."
Suamiku menangis. Aku tak sepenuhnya mengerti kata-katanya...
Ia melepas tali di tanganku yang terikat dengan besi ranjang. Memelukku. Sementara di belakangnya perempuan bermata sayu terus memandangku. Bibirnya berkata-kata ke arahku..
"Akhiri semuanya. Akhiri segalanya. Secepatnya. Segera. Temani anakmu di surga. Secepatnya... Segera..."
***
Ruang 1029.
Seorang perempuan sedang dirawat di dalamnya.
Itu aku. Marianna.. Seorang pasien pengidap schizophrenia.
Duniaku berisik. Duniaku terlalu ramai. Duniaku terlalu banyak kata. Mereka di sekitarku. Mereka sosok menakutkan. Mereka mengikutiku. Mereka mengejarku. Mereka mengejekku. Mereka menertawaiku. Mereka membuatku terluka. MEREKA TAK AKAN PERNAH KALIAN LIHAT.
Lunna