Mohon tunggu...
Husnul Basri
Husnul Basri Mohon Tunggu... Lainnya - 04

Investasikanlah pikiranmu dengan cara menulis. @jendral_004 @yii mamiq 0017454005 (Sinarmas)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"kupilih dua-duanya" sepenggal kisah KKN-ku

29 Juni 2024   20:05 Diperbarui: 1 Juli 2024   15:45 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Firda juga menanyakan terkait dengan statusku, apakah aku single atau sudah memiliki pasangan, dan jujur aku berbohong pada waktu itu sama dia, meskipun nanti juga akan ketahuan kalua aku berbohong sama dia, pada saat itu aku menjawab kalau aku sedang sendiri atau tidak memiliki pasangan. Mendengar jawaban itu, firda tidak menaruh curiga sama sekali kepaku dan mungkin dia percaya dengan apa yang aku katakan.

Makin hari, kami berdua semakin akrab satu sama lain, tapi keakrabanku dengan dia itu hanya sebatas di sosia media, kami tidak membawa keakraban itu dikehidupan nyata. Karena kita satu sama lain sudah sepakat degan hal itu, disisi lain kita berdua tidak mau nantinya ada rumor yang aneh-aneh beredar di teman-teman.

aku juga gak mau ketahuan dengan salah satu teman kelompokku yang bernama ila, teman-teman pasti bingungkan, ila itu siapa?

Jadi, ila itu juga termasuk satu kelompok denganku di KKN, dia dari fakultas Manajemen. Sebenarnya kalau kita flash back ke cerita awal, ketika andi menanyakan kepadaku mengenai tentang apakah aku sudah ada incaran selama KKN, jujur memang pada saat itu aku belum sama sekali ada incaran atau target.

Tapi semenjak itu, aku jadi kepikiran terus dengan perkataan andi yang bilang kalau KKN itu adalah momentum untuk mencari pasangan.

Mulai dari situ akhirya aku tertantang untuk membuktikan apa yang dikatakan oleh andi pada saat itu, dan targetku jatuh ke ila. Hubunganku dengan ila pun tidak jauh berbeda sama hubunganku dengan firda, artinya sudah akrab satu sama lain. Sama dengan hubunganku sama firda, dengan ila pun kita berdua juga sudah sepakat untuk bener-bener menjaga keakraban kita ini, jangan sampai temen-temen tau ataupun curiga, jadi baik firda maupun ila keakraban ini hanya sebatas di social media, tidak sampai di real life. 

Hubungan tanpa status itu terus kami jalani, dan semua berjalan sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, hingga pada suatu ketika pacarku yang bernama diana datang berkunjung secara tiba-tiba ke lokasi tempatku KKN. 

Entah apa yang aku rasakan pada saat itu, yang jelas degup jantungku tidak normal seperti biasanya dan posisiku yang awalnya rebahan pada saat itu, langsug duduk seketika setelah menerima telfon dari diana. Aku tidak tau apa yang harus kulakukan, pikiranku kemana-mana, yang jelas kebohonganku selama ini terhadap firda dan ila pasti akan terbongkar semuanya. Aku takut menemui diana, aku bingung, aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan mereka ketika mengetahui kalua aku selama ini telah berbohong dan sebenarnya sudah memiliki pasangan.

Tapi kalau aku tidak kesana menemui diana, pasti diana akan sangat marah kepadaku, karena dia sudah bela-belain datang mengunjungki. Ditengah kebingungan dan kekalutan pikiranku, aku meyakinkan diri untuk datang menemui diana, apapun yang terjadi, aku harus menerima konsekwensinya, karena ini memang ulahku sendiri.

Sesampainya di posko temen-temen cewek, aku disambut dengan pemandangan yang sangat mengerikan bagiku, dan mungkin pemandangan itu tidak akan pernah aku lupakan selamanya. Bayangkan aku melihat sosok diana sedang ngobrol asyik bersama temen-temen cewek disitu tidak terkecuali dengan firda dan ila, apa yang aku takutkankan sebelumya langsung dijawab pada saat itu juga. Ketika aku masuk menyela obrolan mereka dengan ucapan salamku, aku bergidik melihat 2 pasang sorot mata yang begitu tajam menatapku layaknya tatapan seekor induk singa yang marah ketika melihat anaknya diserang. Meskipun pada saat itu pikiranku kemana-mana dan sekaligus takut, tapi aku berusaha untuk mengontrol diri, berusaha bersikap sebiasa mungkin kepada mereka. Melihat kedatanganku, mereka hanya menatapku sebentar dengan tatapan yang sudah aku gambarkan diatas, mungkin positif thinkingku mereka tidak enak hati langsung melabrakku pada saat itu, kemudian stelah menatapku, mereka semua beranjak pergi dan hanya menyisakan aku dengan pacarku, diana.

Obrolanku dengan diana pada saat itu lumayan lama dan dalem. meskipun jujur, pikiranku pada saat itu masih kemana-mana, tapi aku berusaha untuk tetap terlihat biasa-biasa saja. Setelah ngobrol yang lumayan panjang, akhirnya diana pamit untuk balik ke tempat KKN nya berhubung jam pada saat itu juga sudah hampir magrib. Setelaah berpamitan kesemua temen-temen cewek, aku juga ikut mengantarnya sampai halaman, stelah dia hilang dari pandangan, akupun juga bergegas kembali ke poskoku pada saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun