Dimalam harinya, pikiranku masih kemana-mana, perasaan bersalah terhadap firda dan ila masih menggantung dibenakku. Berusaha menidurkan diri dengan harapan supaya tidak kepikiran lagi ternyata tidak berhasil sama sekali. Akhirnya aku putuskan pada saat itu untuk menelpon keduanya. Orang yang pertama kali aku telfon adalah ila, stelah menunggu cukup lama akhirnya ila mengangkat telefonku.
"ada apa al," dengan nada ketus
"maaf ya mengganggu waktumu sebentar,"
"oh iya gpp al, kenapa?"
"e,,, anu ila, aku pengen minta maaf ke kamu,"
"minta maaf kenapa al,"
"nggak, aku kan sebelumnya pernah ngomong kalau aku tuh single nggak ada pasangan sama kamu ila,"
"ohh masalah itu, biasa aja kali al, ngapain harus minta maaf sih,"
"ya aku nggak enak aja sama kamu ila, makanya aku minta maaf,"
"yaudah lupain, lets gone be bye gone al, everything is good kok,"
"terimakasih ya ila, sekali lagi aku minta maaf,"