Kuawali kisah ini dengan melafadzkan Bismillahirrahmanirrahim, karena sebaik-baiknya kalimat pembuka adalah kalimat basmalah. Aku bingung untuk memulai kisah ini dari mana, karna kisah yang akan kuceritakan disini merupakan sebuah pengalaman sebagai Mahasiswa ketika melaksanakan kegiatan yang bernama kuliah kerja nyata (KKN).
Perkenalkan namaku Ali Murtadha, biasa dipanggil ali atau al. aku merupakan mahasiswa salah satu universitas swasta di daerah Jawa Timur. aku mempunyai tinggi badan 170cm, dengan rambut bergelombang khas orang Indonesia, dan dengan paras yang bisa dibilang tidak ganteng-ganteng banget (biasa aja).
Awal dari kuliah kerja nyata (KKN) yang akan kuceritakan kali ini bermula disaat aku semester 6 kala itu. pihak kampus mewajibkan semua mahasiswa yang semester 6 untuk mengikuti kegiatan yang bernama kuliah kerja nyata (KKN) dan dari banyaknya jurusan yang ada dikampus, per jurusan diambil satu mahasiswa khususnya mahasiswa yang semester 6. Singkat cerita, dibuatlah kelompok-kelompok sebagaimana ketentuan yang telah ditetapkan dan aku ditempatkan dikelompok 12 yang setiap kelompoknya beranggotakan 10 orang mahasiswa terdiri dari 5 laki-laki dan 5 perempuan.
Setelah menjalani berbagai proses tahapan-tahapan seperti pembekalan dll, tibalah saatnya hari pemberangkatan mahasiswa menuju lokasi yang ditelah ditentukan oleh pihak kampus. Pada saat itu aku mendapatkan tempat di suatu desa di daerah Jawa Timur . Desa ini merupakan salah satu desa yang letaknya jauh dari alun-alun kota. Suasana yang asri, nyaman, adem khas pedesaan langsung menyambut kedatangan dari kelompok kami pada saat itu. Pun juga masyarakatnya, antusiasme mereka menyambut kami dengan seyum yang menyungging penuh dengan kegembiraan membuat kami seolah-seolah sedang berada didesa tempat tinggal kami sendiri.
Setelah melewati berbagai proses penyambutan, diakhiri dengan proses serah terima antara pihak kampus dengan kepala desa setempat dan mulai hari itu kami resmi melaksanakan kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) di desa tersebut. setelah selesai acara peyambutan, kepala desa mempersilahkan kami untuk menuju ke tempat peristirahatan (posko) yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Untuk megantisispasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, dan perlu kalian tau juga, bahwasanya kampus kami ini merupakan salah satu kampus dibawah naungan salah satu pondok pesantren ternama di Jawa Timur. Untuk itu, posko antara mahasiswa dan mahasiswinya dibedakan.
Hari demi hari silih berganti, tidak terasa aku sudah satu minggu berada di desa ini, program-program kerja yang telah kami sepakati sebelum berangkat menuju desa ini berjalan sebagaimana mestinya lancar tanpa ada hambatan. Masuk diminggu kedua, semuanya masih berjalan sebagaimana biasanya. hingga pada suatu hari, salah satu teman kelompokku sebut saja namanya andi mengajakku untuk mengambil seragam dikampus.
"al, ikut aku sebentar yuk, ngambil seragam ke kampus, katanya seragam udah bisa diambil,"
"oh iya ndi, kapan rencananya mau berangkat ?"
"nanti sore aja ya, sekalian kita mampir makan sebentar,"
"ok syiap boss,,,"