Mohon tunggu...
Lalu PatriawanAlwih
Lalu PatriawanAlwih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Postgraduate Universitas Mercubuana

Lalu patriawan Alwih - NIM : 55522110029 - Jurusan Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Mata Kuliah Pemeriksaan Pajak - Dosen Pengampu : Prof. Dr. Apollo.M.Si.AK.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Model Dialektika Hegelian, dan Hanacaraka Pada Auditing Perpajakan

15 Juni 2024   06:05 Diperbarui: 15 Juni 2024   06:28 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perusahaan XYZ adalah perusahaan manufaktur besar yang beroperasi di Indonesia. Perusahaan ini baru saja menyelesaikan tahun fiskal dan siap untuk diaudit oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Selama proses audit, auditor pajak menggunakan prinsip-prinsip dialektika Hanacaraka untuk memastikan audit dilakukan dengan adil, objektif, dan transparan.

Studi Kasus

1. Ha-Na-Ca-Ra-Ka: Integritas dan Tugas Auditor

  • Ha: Auditor memastikan semua dokumen yang diaudit adalah benar dan sesuai dengan data yang ada. Mereka memulai audit dengan niat baik dan tujuan untuk menemukan kebenaran.
  • Na: Auditor percaya pada proses audit yang transparan dan berpegang pada prinsip kejujuran. Mereka memberikan pemahaman kepada perusahaan tentang pentingnya kepatuhan perpajakan.
  • Ca: Auditor memfokuskan perhatian mereka pada tujuan utama audit, yaitu untuk memastikan kebenaran laporan keuangan perusahaan.
  • Ra: Auditor menunjukkan empati dan pengertian terhadap kesulitan perusahaan dalam menyusun laporan pajak, namun tetap teguh pada prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan.
  • Ka: Auditor bekerja dengan tujuan akhir untuk memastikan bahwa perusahaan memenuhi kewajiban pajaknya dan berkontribusi pada kesejahteraan publik.

2. Da-Ta-Sa-Wa-La: Kepatuhan dan Penerimaan Hasil Audit

  • Da: Auditor mengumpulkan semua data dan bukti yang relevan dengan laporan keuangan perusahaan.
  • Ta: Auditor meneliti semua data dengan cermat dan teliti, tidak meninggalkan satu pun rincian yang penting.
  • Sa: Auditor memastikan bahwa setiap temuan mereka adalah rasional dan didasarkan pada bukti yang kuat.
  • Wa: Auditor menjelaskan kepada perusahaan hasil audit dan menegaskan pentingnya kepatuhan pada aturan perpajakan.
  • La: Perusahaan menerima hasil audit dengan lapang dada dan bersiap untuk memenuhi kewajiban pajak yang ditemukan selama audit.

3. Pa-Dha-Ja-Ya-Nya: Kesatuan Data dan Tindakan yang Konsisten

  • Pa: Auditor memastikan bahwa semua data yang diaudit konsisten dan sesuai dengan laporan keuangan perusahaan.
  • Dha: Auditor menelusuri setiap transaksi dengan rinci, memastikan bahwa tidak ada yang terlewat.
  • Ja: Auditor dan perusahaan bekerja sama untuk memahami setiap perbedaan yang mungkin muncul dalam data dan laporan keuangan.
  • Ya: Auditor yakin pada proses yang mereka lakukan dan perusahaan mempercayai hasil audit yang diberikan.

4. Ma-Ga-Ba-Tha-Nga: Kepatuhan pada Regulasi dan Penerimaan Hasil

  • Ma: Auditor bekerja sesuai dengan semua peraturan dan undang-undang perpajakan yang berlaku.
  • Ga: Auditor terus belajar dan meningkatkan keterampilan mereka untuk memastikan audit dilakukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.
  • Ba: Auditor dan perusahaan bekerja dalam harmoni, mengikuti prosedur yang ada dan memastikan semua langkah audit dijalankan dengan benar.
  • Tha: Auditor dan perusahaan memulai audit dengan niat baik untuk menemukan kebenaran dan mencapai kepatuhan pajak yang penuh.
  • Nga: Auditor bekerja secara objektif, tanpa memihak, memastikan semua temuan didasarkan pada bukti yang kuat dan analisis yang tepat.

Hasil dan Rekomendasi

  • Hasil Audit: Ditemukan beberapa kekurangan dalam pelaporan pajak perusahaan XYZ, termasuk kesalahan dalam penghitungan pajak dan beberapa transaksi yang tidak tercatat dengan benar.
  • Rekomendasi Auditor: Auditor memberikan rekomendasi kepada perusahaan untuk memperbaiki sistem pelaporan keuangannya, memastikan semua transaksi dicatat dengan benar, dan menghitung ulang kewajiban pajaknya sesuai dengan temuan audit.
  • Tindakan Perusahaan: Perusahaan menerima hasil audit dengan baik dan berkomitmen untuk memperbaiki kesalahan yang ditemukan. Mereka juga setuju untuk membayar kewajiban pajak yang belum terpenuhi dan meningkatkan sistem akuntansi mereka untuk mencegah kesalahan di masa depan.

Dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip dialektika Hanacaraka dalam proses audit perpajakan ini, auditor berhasil menjalankan tugas mereka dengan integritas, ketelitian, dan empati, sementara perusahaan XYZ menerima hasil audit dengan baik dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban pajaknya.

Dokumen pribadi penulis
Dokumen pribadi penulis

Kesimpulan

Dialektika Hegelian adalah metode filosofis yang memandang realitas sebagai proses perkembangan ide melalui tiga tahap utama: tesis, antitesis, dan sintesis. Dalam setiap tahap, sebuah proposisi awal (tesis) menghadapi kontradiksi atau oposisi (antitesis), yang kemudian disatukan dan diangkat ke tingkat kebenaran yang lebih tinggi dalam bentuk sintesis. Proses ini tidak hanya mengatasi kontradiksi, tetapi juga menyimpan elemen kebenaran dari kedua pihak yang bertentangan, menciptakan pemahaman yang lebih komprehensif dan mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun