Penguatan positif adalah proses memberikan hadiah atau ganjaran positif setelah suatu perilaku untuk meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut terulang. Misalnya, ketika seorang siswa menjawab pertanyaan dengan benar dalam kelas, guru memberikan pujian atau hadiah kecil sebagai penguatan positif. Ini membuat siswa lebih cenderung berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Penguatan Negatif:
Penguatan negatif melibatkan penghilangan atau mengurangi suatu rangsangan yang tidak diinginkan setelah perilaku tertentu. Ini bertujuan untuk meningkatkan kemungkinan bahwa perilaku tersebut akan terulang. Contohnya adalah mengurangi berat tugas rumah oleh guru jika seorang siswa telah menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik. Dalam hal ini, pengurangan beban pekerjaan rumah merupakan penguatan negatif yang meningkatkan motivasi siswa.
Penguatan positif dan negatif merupakan alat penting dalam menerapkan teori perilaku dalam proses belajar mengajar. Mereka membantu  membentuk perilaku siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang positif. Dengan memahami prinsip-prinsip ini, pendidik dapat merancang strategi pengajaran yang lebih efektif dan memerangi perilaku yang tidak diinginkan di kelas.
Teori behaviorisme memberikan kontribusi dalam memahami proses belajar siswa dengan menekankan bahwa belajar merupakan hasil interaksi antara stimulus (stimulus) dan respon (tindakan), serta efek penguatan. Berikut kontribusi teori ini dalam memahami pembelajaran siswa:
1. Perilaku yang Dapat Diamati:
Behaviorisme berfokus pada perilaku yang dapat diamati secara langsung. Artinya pembelajaran siswa dan perubahan perilakunya harus  terukur dan terlihat. Melalui perilaku mengamati, pendidik dapat mengevaluasi apakah peserta didik telah memahami dan menguasai isi pelajaran.
2. Penguatan Positif dan Negatif:
Prinsip penguatan (positif dan negatif) memberikan panduan penting untuk membentuk perilaku siswa. Dengan memberikan penguatan positif setelah perilaku yang diinginkan dan mengurangi penguatan negatif setelah perilaku yang tidak diinginkan, pendidik dapat memotivasi siswa untuk belajar dan berperilaku sesuai  harapan.
3. Peran guru dan lingkungan:
Teori ini menekankan peran guru dan lingkungan belajar dalam membentuk perilaku siswa. Guru dapat merancang situasi yang mendukung pembelajaran dengan memberikan penguatan positif, memberikan umpan balik, dan menciptakan lingkungan  positif. Ini membantu siswa mengasosiasikan perilaku dengan hasil yang diharapkan.
4. Pembentukan kebiasaan:
Perilaku sangat relevan dalam membentuk kebiasaan dan rutinitas belajar. Dengan memberikan penguatan positif yang konsisten setelah perilaku yang diinginkan, guru dapat membantu siswa membentuk kebiasaan belajar yang efektif.
5. Pengulangan dan praktik:
Teori ini menekankan pentingnya pengulangan dan praktik dalam memperkuat pembelajaran. Dengan memberikan penguatan positif terhadap usaha latihan siswa maka terjadilah proses penguatan hubungan antara stimulus dan respon yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran.
6. Perubahan perilaku:
Behaviourisme berpendapat bahwa perubahan perilaku adalah tujuan pembelajaran yang penting. Dengan memberikan penguatan yang tepat, siswa dapat belajar  mengubah perilakunya sesuai dengan kebutuhan belajarnya.