Mohon tunggu...
Lela Lailatu
Lela Lailatu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kajian Struktur dan Nilai Islami Novel "Di Bawah Lindungan Kabah" Karya Hamka

20 Januari 2018   16:15 Diperbarui: 20 Januari 2018   16:31 8054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur-unsur dan nilai-nilai khususnya unsur intrinsik dan nilai islami yang terdapat dalam novel Di Bawah Lindungan Ka'bah karya Hamka. 

Di Bawah Lindungan Ka'bah merupakan salah satu novel klasik yang berceritakan tentang sebuah percintaan antara hamid dan Zaenab, keduanya memiliki rasa yang sama yaitu mereka saling jatuh cinta namun karena perbedaan latar belakang dan sosial akhirnya mereka terpisah. 

Ibu Zaenab dalam tokoh novel ini yang menjadikan adanya konflik dalam masalah percintaan antara Hamid dan Zaenab yaitu Ibu dalam tokoh ini menjodohkan Zaenab dengan laki-laki pilihannya sehingga cinta keduanya terpisahkan di tengah-tengah perjalanannya, kemudian Hamid pun memutuskan untuk pergi ke Mekkah dengan tujuan untuk belajar dan melupakan Zaenab.

Kata Kunci: Novel, Di Bawah Lindungan Ka'bah, Struktur dan Nilai islami

LATAR BELAKANG

Novel merupakan salah satu jenis karya sastra prosa fiksi yang tertulis, novel banyak ditulis berdasarkan imajinasi seorang penulis dari berbagai pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain berdasarkan lingkungan yang ada di sekitarnya. Dalam novel, seorang pengarang berusaha membawa imajinasi pembaca hingga terbawa kedalam cerita tersebut dan novel mampu menarik minat kalangan pembaca. Dalam sebuah karya sastra tidak terlepas dari unsur yang membangunnya yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Seperti halnya karya sastra yang lainnya, novel juga dibentuk oleh unsur-unsur yang membuat cerita menjadi lebih membangun di setiap karakternya, unsur tersebut diantaranya tema, tokoh/penokohan, alur, latar, dan sudut pandang.

Dalam novel Di Bawah Lindungan ka'bah juga tidak hanya terdapat unsur intrinsik namun juga terdapat nilai islami yang terkandung di dalam cerita tersebut itu menjadikan salah satu alasan mengapa novel ini menarik untuk di kaji.

Nilai islami adalah nilai yang mengandung sebuah ajaran yang di yakini oleh sekelompok masyarakat tertentu. Sedangkan menurut Zakiyah Darajat (1984 : 260) mendefinisikan bahwa nilai adalah suatu perangkat keyakinan atau perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang khusus kepada pola pemikiran dan perasaan, keterkaitan maupun perilaku. Jadi, dengan kata lain bahwa struktur atau unsur instrinsik adalah salah satu unsur yang membangun sebuah karya sastra, dan dalam karya satra juga terkadang mengandung nilai-nilai islami yaitu nilai yang diyakini sebagai suatu identitas yang berkaitan dengan perilaku seperti yang terdapat dalam novel Di Bawah Lindungan Ka'bah karya Hamka tersebut yang menyebabkan sangat menarik untuk di kaji seperti yang sudah di dijelaskan di atas bahwa karena novel ini mempunyai perbedaan dengan novel yang lainnya salah satunya yaitu terdapatnya nilai-nilai islami.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

  • Bagaimanakah sinopsis Novel Di Bawah Lindungan Ka'bah?
  • Bagaimanakah unsur intrinsik dalam novel Di Bawah Lindungan Ka'bah?
  • Bagaimanakah nilai-nilai islami dalam novel Bawah Lindungan Ka'bah?

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uraikan di atas, tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut :

  • Menuliskan sinopsis novel Di Bawah Lindungan Ka'bah.
  • Mendeskripsikan unsur intrinsik dalam novel Bawah Lindungan Ka'bah.
  • Mendeskripsikan nilai-nilai islami dalam novel Bawah Lindungan Ka'bah.

KAJIAN TEORETIK

Pengertian Struktur dan Nilai Islami

Struktur atau unsur merupkan pembangun sebuah karya sastra. dalam sebuah karya sastra tidak terlepas dari dua unsur pembangun yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Salah satu karya sastra yang sangat menarik ntuk dikaji yaitu Novel Di Bawah Lindungan Ka'bah yang terdapat unsur intrinsik dan nilai islami.

Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun sebuah karya sastra dari dalam. Sedangkan menurut Mustofa Sadikin (2010 : 8) menyatakan bahwa unsur intrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra.

Nilai islami atau nilai yang terkandung dalam Agama islam menurut M. Arifin (1993 : 120) adalah nilai-nilai yang didasari atau dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Allah SWT sebagai sumber yang harus ditaati. Sedangkan menurut Muhaimin, Abd. Mujib (1991 : 111) menyatakan bahwa nilai islami yaitu nilai yang berlandaskan pada islam yang meliputi semua asfek kehidupan. Baik itu mengatur tentang hubungan manusia, dan hubungan manusia dengan lingkungannya. Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa dalam kajian struktur dan nilai islami mengkaji tentang unsur intrinsik dan nilai islami yang membangun sebuah karya sastra terutama dalam novel Di Bawah Lindungan Ka'bah karya Hamka.

Yang termasuk unsur intrinsik diantaranya yaitu :

  • Tema
  • Tema merupakan ide utama dalam sebuah cerita. Pengarang akan mampu menghubungkan cerita dengan mudah ketika sudah ditemukannya tema. Sedangkan menurut Scharbach (dalam Aminuddin 2014:91) bahwa istilah tema berasal dari bahasa Latin yang berarti "tempat melakukan suatu perangkat". Disebut demikian karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperanan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya. Sebab itulah penyikapan terhadap tema yang diberikan pengarangnya dengan pembaca umumnya terbalik.
  • Latar atau setting
  • Latar atau setting adalah tempat peristiwa yang terdapat dalam sebuah cerita. Latar dalam karya fiksi diantaranya berupa latar tempat, waktu, maupun peristiwa. Suasana cerita akan terasa di nikmati oleh pembaca dengan adanya latar atau setting. (Aminuddin, 2014 : 67) menyatakan bahwa setting adalah latar tempat, waktu, maupun situasi tertentu. Dalam karya fiksi, setting bukan hanya berfungsi sebagai latar yang bersifat fisikal untuk membuat sebuah cerita menjadi logis.
  • Sudut pandang
  • Sudut pandang adalah cara pengarang dalam menempatkan dirinya dalam sebuah cerita yang dituliskannya. Dalam karya fiksi sudut pandang juga merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi penyajian sebuah cerita dan alurnya.
  • Tokoh dan penokohan
  • Menurut Aminuddin (2014:79) bahwa pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh. Sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut dengan penokohan. Jadi dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah pemeran dalam sebuah cerita sedangkan penokohan adalah watak dari pemeran dalam cerita tersebut.
  • Gaya bahasa
  • Gaya bahasa adalah majas atau perumpamaan yang memiliki makna tersendiri. Gaya bahasa digunakan dalam prosa fiksi bertujuan untuk memperolah keindahan sebuah tulisan dalam cerita.
  • Alur
  • Alur merupaakan rangkaian struktur sebuah cerita yang saling berhubungan dari awal sampai akhir. Alur dalam sebuah cerita terdiri dari dua diantaranya alur maju dan alur mundur. Alur maju yaitu alur yang menceritakan cerita pada zaman sekarang, sedangkan alur mundur yaitu alur yang menceritakan cerita pada zaman dahulu.
  • Amanat
  • Amanat merupakan pesan yang disampaikan oleh pengarang lewat cerita yang dituliskannya. Tujuan pengarang menyisipkan amanat dalam sebuah cerita yaitu agar pembaca tidak hanya sejedar membaca namun juga pembaca mampu memperoleh dan memetik kebaikan yang ada pada cerita tersebut.
  • Pencitraan
  • Pencitraan merupakan sebuah bayangan atau pembawaan yang digambarkan oleh seorang penulis, sehingga mampu membawa pembaca terbawa oleh situasi dan bayangan yang terdapat dalam cerita tersebut.

Adapaun yang termasuk nilai-nilai islami diantaranya yaitu :

  • Nilai Akidah
  • Nilai akidah adalah nilai suatu kepercayaan terhadap sesuatu yang menjadikan keyakinan dengan adanya sebuah perubahan dalam segala hal. Menurut Zainudin (1991 : 97) aqidah adalah kepercayaan yang terhujam kedalam hati dengan penuh keyakinan, yang mempengaruhi orientasi kehidupan, sikap dan aktivitas keseharian. Sedangkan menurut Aminuddin (2002 : 81) akidah adalah percaya dan pengakuan terhadap keesaan Allah atau yang disebut tauhid yang merupakan landasan keimanan terhadap keimanan lainnya.
  • Nilai Syari'ah/Ibadah
  • Menurut Yusuf Qordawi (2007 : 33) menyatakan bahwa syari'ah atau ibadah merupakan kepatuhan dan sampai batas penghabisan, yang bergerak dari perasaan hati untuk mengagungkan kepada yang disembah. Sedangkan menurut Aminuddin (2002 : 83) syari'ah adalah aturan atau undang-undang yang diturunkn Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan sesama manusia, dan hubungan antara manusia dengan alam semesta. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai sya'riah adalah nilai yang mengatur manusia dalam berhubungan sesama makhluk, pencipta, dan semesta.
  • Nilai Akhlak
  • Nilai akhlak adalah nilai yang berkaitan dengan tingkah laku atau perilaku seseorang. Menurut Aminuddin (2002 : 153) akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
  • METODE PENELITIAN
  • Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan objek kajiannya adalah Novel Di Bawah Lindungan Ka'bah karya Buya Hamka. Penulis menggunakan teknik studi kepustakaan, seperti membaca cermat novel Di Bawah Lindungan Ka'bah, data penelitiannya berupa struktur atau unsur yang membangun sebuah cerita yaitu unsur intrinsik dan nilai-nilai islami. Unsur intrinsik yaitu unsur yang terdapat di dalam cerita yang meliputi tema, latar, tokoh dan penokohan, alur, sudut pandang,gaya bahasa, amanat, dan pencitraan. Sedangkan nilai-nilai islami yaitu nilai yang terdapat dalam sebuah ajaran yang diyakini oleh sekelompok masyarakat tertentu yang meliputi nilai akidah, nilai syari'ah atau ibadah, dan nilai akhlak. Instrumen yang digunakan oleh penulis adalah kertas, penulis menggunakan kertas untuk mencatat unsur-unsur yang terdapat dalam cerita.
  • HASIL DAN PENELITIAN
  • Sinopsis Novel Di Bawah Lindungan Ka'bah
  • Di Bawah Lindungan Ka'bah
  • Karya Hamka angkatan poedjangga baroe

Ringkas cerita. Seorang pemuda yang bernama Hamid yang memiliki kisah hidup yang begitu mengharukan, Ia telah di tinggalkan oleh ayahnya ketika berusia 4 tahun. Dan Hamid waktu kecil membantu ibunya berjualan keliling untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sampai suatu hari ada seorang hartawan yang bernama haji ja'far dan mak aisah yang membeli sebuah rumah besar di dekat rumahnya. Haji ja'far ini adalah seorang yang dermawan dan memiliki seorang anak perempuan yang bernama Zainab.

Haji ja'far dan istrinya terharu melihat kehidupan Hamid yang begitu sehingga dia yang membiayai sekolah hamid hingga ke perguruan tinggii dan menganggap hamid seperti anaknya sendiri.

Hamid di sekolahkan bersama dengan anak kandung mereka yaitu Zainab. Hamid sangat menyayangi Zainab, begitu pula dengan Zainab. Mereka sering pergi ke sekolah bersama-sama, main bersama-sama. Hingga pada usia remaja mereka selalu bersama, dan mulai tumbuh rasa cinta di hati mereka.

Setelah selesai sekolah, hamid melanjutkan sekolah ke Padang Panjang. Sementara itu, Zainab langsung di pingit oleh orang tuanya. Selama di Padang Panjang Hamid sangat merindukan Zainab, dia sadar bahwa dia mencintai Zainab. Namun cinta itu terhalang oleh jurang pemisah kaya dan miskin.

Hamid mengalami peristiwa bersamaan yang menyayat hatinya. Peristiwa yang pertama yaitu meninggalnya haji ja'far. Dan peristiwa yang kedua yaitu meninggalnya ibu nya Hamid. Dengan meninggalnya haji ja'far Hamid tidak leluasa lagi menemui Zainab.

Ibu Zainab akan menjodohkan Zainab dengan pemuda lain, bahkan ibu Zainab memaksa Zainab untuk menyetujui perjodohan itu. Betapa hancurnya hati Hamid, dia memutuskan untuk meninggalkan kampungnya pergi ke Medan. Di Medan dia menulis surat untuk Zainab. Kemudian Hamid melanjutkan perjalanannya ke Singapura lalu ke Mekkah. Selama di tinggal oleh Hamid, Zainab bekerja disebuah penginapan milik seorang Syekh dan lebih memperdalam ilmu agama.

Setelah menyelesaikan kuliah hamid pun kembali dan mulailah tumbuh perasaannya terhadap zainab yang dulu dianggap seperti adiknya sendiri namun desembunyikannya dengan sangat hati-hati, dan begitu juga dengan zainab merasakan hal yang sama tanpa mereka sadari.

Awal cerita dimulai dari keberangkatan "Aku" ke Mekkah guna memenuhi rukun Islam yang ke-5 yaitu menunaikan ibadah haji. Alangkah besar hati "Aku" ketika melihat Ka'bah dan Menara Mesjidil Haram yang tujuh itu, yang mana sudah menjadi kenang-kenanganku. "Aku" menginap dirumah seorang syekh yang pekerjaan dan pencariannya semata-mata memberi tumpangan bagi orang haji. Di sinilah "Aku" bertemu dan mendapat seorang sahabat yang mulia dan patut di contoh yng bernama Hamid. Hidupnya amat sederhana, tiada lalai dari beribadat, tiada suka membuang-buang waktu kepada yang tidak berfaedah, lagi amat suka memperhatikan kehidupan orang-orang yang suci, ahlii thasawuf yang tinggi. Bila "Aku" terlanjur membicarakan dunia dan hal ihwalnya, dengan amat halus dan tiada terasa pembicaraan itu telah dibelokannya kepada kehalusan budi pekerti dan ketinggian kesopanan agama.

Baru dua bulan saja, pergaulan kami yang baik itu tiba-tiba telah terusik dengan kedatangan seorang teman baru dari padang, yang rupanya mereka adalah teman lama. Ia bernama Saleh, menurut kabar ia hanya tinggal dua atau tiga hari di

Mekkah sebelum naik haji, ia akan pergi ke Madinah dulu dua tiga hari puula sebelum jemaah haji ke Arafah. Setelah itu ia akan meneruskan perjalanannya ke Mesir guna meneruskan studynya. Namun kedatangan sahabat baru itu, mengubah keadaan dan sifat-sifat Hamid.

Belakangan Hamid lebih banyak duduk termenung dan berdiam seorang diri, seakan-akan "Aku" dianggap tidak ada dan tidak diperdulikannya lagi. Karena merasa tidak nyaman, maka "Aku" memberanikan diri mendekati dan bertanya kepadanya, kabar apakah gerangan yang dibawa sahabat baru itu sehingga membuatnya murung. Ia termenung kira-kira dua tiga menit, setelah itu ia memandangku dan berkata behwa itu sebuah rahasia. Namun setelah dibujuk agak lama, barulah ia mau berbagi kedukaannya kepadaku. Dan ternyata rahasia yang ia katakan ialah tentang masa lalu dan kisah cintanya dimasa itu. Saleh mengabarkan kalau dia sudah menikah dengan Rosna yang kebetulan teman sekolahnya dan sahabat Zainab juga.

Suatu ketika Rosna bertandang ke rumah Zainab, yang mana Zainab itu adalah orang yang Hamid kasihi selama ini, namun ia tiada berani untuk memberitahukan perasaannya itu kepada Zainab, mengingat jasa-jasa orangtua Zainab kepada Hamid dan Ibunya selama ini. Apalagi saat itu ibunya Zainab pernah meminta Hamid untuk membujuk Zainab supaya mau dinikahkan dengan kemenakan ayahnya. Padahal waktu itu Hamid berniat untuk memberi tahukan tentang perasaannya yang selama itu dia simpan kepada Zainab, namun niatnya itu diurungkannya.

Betapa terkejutnya Hamid ketika ia dimintai tolong untuk membujuk Zainab supaya mau dinikahkan dengan orang yang sama sekali belum ia kenal. Hamid gagal membujuk Zainab, karena Zainab menolak untuk dinikahkan. Hamid pulang dengan perasaan yang kacau balau, sejak saat itu Hamid memutuskan untuk merantau, sebelum pergi ia menuliskan surat untuk Zainab. Setelah itu mereka tiada berhubungan lagi, dan sampai sekarang pun ia masih menyimpan perasaannya itu. Dan kedatangan Saleh kemarin memberitahukan bahwa ternyata Zainab pun menyimpan perasaan yang sama, perasaan yang selama ini disimpan oleh Hamid. Saleh memberitahukan bahwa kesehatan Zainab memburuk dan ia ingin sekali tahu bagaimana kabar Hamid.

Setelah Zainab mendengar keberadaan Hamid di Mekkah, ia pun mengirim surat kepada Hamid sebagai balasan surat Hamid yang dulu. Seminggu setelah itu, Zainab pun menghembuskan nafasnya. Hamid tidak mengetahui kematian Zainab karena pada saat itu iapun sedang sakit sehingga temannya tidak tega untuk memberitahukan kabar tersebut. Ketika Hamid sedang melaksanakan tawaf dan mencium hajar aswad ia berdoa dan menghembuskan nafas terakhirnya.

Kutipan

Salinan surat Zainab

Abangku hamid!

Baru sekarang adinda beroleh berita dimana Abang sekarang. Telah hampir dua tahun hilang saja dari mata, laksana seekor burung yang terlepas dari sangkarnya sepeninggal yang empunya pergi. Kadang-kadang adinda sesali diri sendiri,agaknya adinda telah bersalah besar, sehingga kakanda pergi dengan tak memberi tahu lebih dahulu.

Sayang sekali. Pertanyaan Abang belum dapat adinda jawab dan Abang telah hilang sebelum mulutku sanggup menyusun perkataan penjawabnya. Kemudian itu Abang perintahkan adinda menurut perintah orang tua, tetapi adinda syak wasangsa melihat sikap Abang yang gugup ketika menjatuhkan perintah itu.

Wahai Abang ......... pertalian kita diikatkan oleh beberapa macam tanda tanya dan teka-teki, sebelum terjawab semuanya, kakanda pun pergi!

Adinda senantiasa tiada putus penghargaan, adinda tunggu kabar berita. Dibalik tiap-tiap kalimat dari suratmu, Abang! ... surat yang terkirim dari Medan, ketika Abang akan berlayar jauh, telah adinda periksa dan dinda selidiki, banyak sangat surat itu berisi bayangan, dibalik yang tersurat ada yang tersirat. Adinda hendak membalas, tetapi ke tanah manakah surat itu hendak dinda kirimkan, Abang hilang tak tentu rimbanya!

Hanya pada bulan purnama di malam hari dinda bisikkan dan pesankan kerinduan adinda hendak bertemu. Tetapi bulan itu tak tetap datang pada malam yang berikutnya dan seterusnya ia kian surut ........

Hanya kepada angin petang yang berhembus di ranting-ranting kayu didekat rumahku, hanya kepadanya aku bisikkan menyuruh supaya ditolongnya memeliharakan Abangku yang berjalan jauh, entah di darat entah di laut, entah sengsara kehausan ..........

Hanya kepada surat Abang itu, surat yang hanya sekali itu dinda terima selama hidup, adinda tumpahkan air mata, karena hanya menumpahkan air mata itulah kepandaian yang paling penghabisan bagi orang perempuan. Tetapi surat itu bisu, meskipun ia telah lapuk dalam lipatan dan telah layu karena kerap dibaca, rahasia itu tidak juga dapat dibukanya.

Sekarang Abang, badan adinda sakit-sakit, ajal entah berlaku pagi hari, entah besok sore, gerak Allah siapa tahu. Besarlah pengharapan bertemu ....

Dan jika Abang terlambat pulang. Agaknya bekas tanah penggalian, bekas air penalakin dan jejak mejan yang dua, hanya yang akan Abang dapati.

Adikmu yang tulus,

Zainab

Do'a Hamid ketika tawaf

"Ya Rabbi, Ya Tuhanku, Yang Maha Pengasih dan Penyayang! Bahwasanya, di bawah lindungan Ka'bah, Rumah Engkau yang suci dan terpilih ini, saya menadahkan tangan memohon karunia.

Kepada siapakah saya akan pergi memohon ampun, kalau bukan kepada Engkau, ya Tuhan!

Tidak ada seutas tali pun tempat saya bergantung lain dari pada tali Engkau. Tidak ada satu pintu yang akan saya ketuk, lain dari pada pintu Engkau.

Berilah kelapangan jalan buat saya, hendak pulang ke khadirat Engkau, saya hendak menuruti orang-orang yang bertali hidupnya dengan hidup saya.

"Ya Rabbi, Engkaulah yang Maha Kuasa, kepada Engkaulahkami sekalian akan kembali ..."

Setelah itu suaranya tidak kedengeran lagi. Dimukanay terbayang suatu cahaya yang jernih dan damai, cahaya keridhaan illahi.

Di bawah bibirnya terbayang suatu senyuman dan ......... sampailah waktunya. Lepas ia dari tanggapan dunia yang maha berat ini, dengan keidzinan Tuhannya. Di bawah lindungan Ka'bah.

  • ...
  •  

Unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Di Bawah Lindungan Ka'bah karya Hamka

 

UNSUR INTRINSIK

  • Tema
  • Dalam novel Di bawah Lindungan Ka'bah karya Hamka bertemakan tentang percintaan.
  • Tokoh dan Penokohan
  • Aku : Protagonis.(Bik, peduli kepada rekan sejawat dan rela membantu rekannya Hamid pada saat sakit). Tokoh utama yang bertemu dengan Hamid
  • Hamid : Protagonis (baik, sopan, pintar, berbudi pekerti luhur, rendah hati, sederhana)

Kutipan dari novel : . Di sinilah "Aku" bertemu dan mendapat seorang sahabat yang mulia dan patut di contoh yng bernama Hamid. Hidupnya amat sederhana, tiada lalai dari beribadat, tiada suka membuang-buang waktu kepada yang tidak berfaedah, lagi amat suka memperhatikan kehidupan orang-orang yang suci, ahli thasawuf yang tinggi. Bila "Aku" terlanjur membicarakan dunia dan hal ihwalnya, dengan amat halus dan tiada terasa pembicaraan itu telah dibelokannya kepada kehalusan budi pekerti dan ketinggian kesopanan agama.

  • Ibu hamid : Protagonis (baik hati, penuh kasih sayang dan setia)
  • Kutipan dari novel : meskipun masa itu ibu masih muda dan ada juga dua tiga orang dari kalangan saudagar atau kalangan orang berpangkat yang memintanya menjadi istri tetapi semuanya telah ditolaknya dengan perasaan yang sangat terharu. Hatinya masih belu lupa kepada almarhum ayah, semangatnya boleh dikatakan telah mengikuti kepekuburan.
  • Engku haji ja'far : (dermawan dan baik hati)

Kutipan dari novel : Haji ja'far dan istrinya terharu melihat kehidupan hamid yang begitu sehingga dia yang membiayai sekolah hamid hingga ke perguruan tinggi dan menganggap hamid seperti anaknya sendiri.

  • Mak asiah : (baik hatinya, penuh kasih sayang)
  • Zainab : (baik hati, patuh kepada orang tua, ramah)
  • Rosna : (baik hati, penolong)
  • Teman-teman sekolah hamid : (suka mengolok-olok)
  • Latar atau setting
  • Latar tempat
  • Mekkah (1927)
  • Padang (Masa anak-anak sampai remaja)
  • Madinah
  • Medan
  • Arafah
  • Mesir
  • Padang Panjang
  • Latar waktu
  • Tahun 1927
  • Bulan Ramadhan, Bulan Syawal
  • Kutipan dari novel :
  • "Baru dua bulan saja, semenjak awal awal Ramadhan sampai Syawal ... (HAMKA, 2007 : 7)
  • Bulan Zulhijjah
  • Kutipan dari novel :
  • "Pada malam 9 Zulhijjah panasnya naik dari biasa (HAMKA, 2010 : 59)
  • Pagi, sore, dan malam
  • Alur
  • Dalam novel ini memakai alur campuran yang dimulai dengan keadaan Mekkah pada Zaman 1927 hingga pada masa kini kemudian keadaan pada masa dahulu kembali di kisahkan.
  • Kutipan :
  • Menuju adanya konflik
  • " Setelah bertahun-tahun Hamid dan Zainab bersama-sama menempuh pendidikan akhirnya mereka lulus juga dari pendidikan MULO, sesuai tradisi yang berlaku, ketika sudah lulus MULO seorang gadis tidak boleh melanjutkan lagi pendidikannya hingga ke jenjang yang lebih tinggi, karena mereka sudah masuk masa pingitan. Zainab pun harus menerima itu, berbeda dengan Hamid yang harus melanjutkan pendidikannya. Hal itu pun karena haji ja'far masih sanggup untuk membiayai sekolahnya. Hamid memilih pendidikan Diploma di Thawalib, Padang Panjang, dia merasa kesepian seperti telah kehilangan suatu hal, Hamid pun menyadari bahwa dia sedang merindukan Zainab, bukan sebagai kakak kepada adik melainkan perasaan lebih, hamid jatuh cinta pada Zainab.
  • " ..... Rindu kepadanya membukakan pintu angan-angan saya menghadapi zaman yang akan datang. dahulu saya tiada pedulikan hal itu, tetapi setelah saya bersadar dan terpisah darinya, barulah saya insaf, bahwa kalau bukan didekatnya, saya berasa kehilangan" (HAMKA, 2010 :24)
  • Puncak konflik
  • Musibah pun datang, dengan tiba-tiba saja Haji ja'far meninggal. Kabar Engku ja'far meninggal karena kapal yang ia tumpangi untuk menunaikan Haji terbakar dan tenggelam.
  • Dalam novel Di Bawah Lindungan Ka'bah. Hamid pun harus kembali ke kampung dan tidak bisa kembali ke Padang Panjang karena harus mengurus ibunya yang sedang sakit. Dengan kondisi yang sakit ibu Hamid ingin berbicara dengan Hamid mengenai perasaan anaknya itu kepada Zainab. Ibu Hamid mengetahui bahwa anaknya sudah jatuh cinta pada zaenab.ibunya pun berpesan pada hamid membuang jauh perasaannya itu,jangan pernah di ungkapkan karena mereka berbeda status sosial.
  • " Oang sebagai kita ini telah di cap dengan 'derajat bawah' atau 'orang kebanyakan', sedang mereka diberi nama 'cabang atas', cabang atas adakalanya karena pangkat dan ada kalanya karena harta benda." (HAMKA,2010 : 28)
  • Ibu Hamid pun meninggal, setelah kehilang dua orang yang amat sangat di syangi, Hamid merasa sebatang kara, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk hidupnya setelah ini. Suatu hari Hamid bertemu dengan mak asiah, mak asiah pun meminta Hamid untuk datang ke rumah karena ada yang mak asiah bicarakan kepada Hamid. Keesokannya Hamid pun datang kerumah mak asiah, ternyata maka asiah meminta Hamid membujuk Zainab agar mau bertunangan dengan kemenakan almarhum haji ja'far. Mendengar itu Hamid sangat terkejut kerena dalam hatinya, Hamid sangat mencintai Zainab dia tidak mungkin melakukan hal yang tidak dikehendaki oelh hatinya namun disisi lain dia harus menuruti permintaan mak asiah sebagai bentuk rasa hormatnya kepada orang yang telah membantu banyak dalam hidupnya. Hamid pun langsung membujuk Zainab agar menuruti apa yang ibu nya katakan, setelah kejadian pada hari itu, Hamid memutuskan untuk meninggalkan kota padang tanpa sepengetahuan Zainab. Hamid menuju kota Medan, ketika di Medan Hamid mngirimkan surat kepada Zainab, dengan memberanikan diri mencurahkan segala perasaan yang selama ini di pendamnya. Setelah dari Medan Hamid menuju ke singapura, mengembara ke bangkok, berlayar terus memasuki tanah Hindustan menuju ke Basrah, masuk ke Irak melalui Sahara Nejd dan sampailah ke Tanah Suci.
  • Pemecahan Masalah
  • Setahun sudah Hamid berada di Mekkah. Ketika di Mekkah Hamid bertemu dengan Saleh, teman sekampungnya yang kebetulan akan menunaikan ibadah Haji. Kehadiran Saleh memberikan informasi kepada hamid tentang keadaan di kampungnya dan tentang Zainab. Tentu ini semua membuat Hamid bahagia. Saleh juga memberi tahu bahwa Zainab mencintai Hamid, Saleh tahu hal tersebut dari istrinya yaitu Rosna yang kebetulan Rosna adalah sahabat Zainab.
  • Begitupun dengan Zainab kini ia telah mengetahui keberadaan Hamid, seseorang yang ia nantikan selama bertahun-tahun. Karena Saleh pula cinta keduanya jadi terbuka, setelah mereka saling mengirim surat yang dibantu oleh Saleh. Hamid dan Zainab kini sama-sama telah mengetahui perasaan masing-masing, yang ternyata cinta mereka tidak bertepuk sebelah tangan. Zainab tetap menjaga teguh do'a untuuk dirinya untuk menikah hanya dengan orang yang dia cinta dan mencintainya.
  • Penyelesaian
  • Tetapi sebelum keduanya bertemu di tanah air, Tuhan telah berkehendak lain. Surat Rosna membawa kabar bahwa Zainab telah meninggal, karena begitu berat ia menahan rindu kepada Hamid lelaki yang ia cintai, mereka tidak dapat bersama karena status sosial mereka yang berbeda, disusul pula oleh Hamid yang setelah berdo'a diantara pintu ka'bah dengan Batu Hitam (Hajar Aswad), ia meninggal.
  • "Di bibirnya terbayang suatu senyuman dan ... sampailah waktunya. Lepaslah ia dari tanggapan dunia yang maha berat ini, dengan keizinan Tuhannya. Di bawah lindungan Ka'bah!" (HAMKA, 2010 : 62)
  • Sudut pandang
  • Dalam novel ini penulis menggunakan sudut pandang orang pertama dan orang ketiga. Orang pertama (Aku, saya) dan orang ketiga (dia, menggunakan nama).
  • Gaya bahasa
  • Dalam novel Di bawah Lindungan Ka'bah pengarang menggunakan bahasa Melayu.
  • Amanat
  • Kesabaran adalah hal yang harus dimiliki oleh setiap insan bila mana ia yakin terhadap sang Maha Pencipta. Manusia hendaknya memiliki rasa bersyukur yang tinggi dan semangat juang untuk kehidupan yang lebih baik karena rasa bersyukur itu akan mengantarkan kita kepada kebahagiaan yang hakiki.

NILAI-NILAI ISLAMI

  • Nilai-Nilai Islami yang Terkandung
  • Diantaranya :
  • Nilai Akidah
  • Kepercayaan atau keyakinan yang dianut dan menjadi sebuah kebiasaan di padang panjang dalam novel tersebut yaitu bahwa seorang anak gadis perempuan setelah tamat sekolah tidak boleh melanjutkannya artinya mereka telah masuk pingitan dan tidak boleh untuk keluar rumah.
  • Terdapat dalam kutipan :
  • "yang berasa sedih amat, adalah anak-anak perempuan yang akan masuk pingitan, tamat sekolah bagi mereka artinya suatu sangkar yang telah tersedia buat seekor burung yang bebas terbang." (HAMKA, 2010 : 20)
  • "Zaenab sendiri, sejak tamat sekolah, telah tetap dalam rumah, didatangkan baginya guru dari luar yang akan mengajarkan berbagai-bagai kepandaian yang perlu bagi anak-anak perempuan, seperti menyuji, merenda, memasak, dan lain-lain. Petang hari ia menyambung pelajarannya dalam perkara agama." (HAMKA, 2010 : 21)
  • Nilai Syari'ah atau Ibadah
  • Kepatuhan dan hubungan seseorang kepada Sang Pencipta, hubungan dengan sesama makhluk maupun hubungan dengan alam semesta.
  • Terdapat dalam kutipan :
  • "Ibu pun menunjukan kepadaku beberapa do'a dan bacaan, yang menjadi wirid dari almarhum Ayah semasa mendiang hidup, mengharapkan pengharapan yang besar-besar kepada Tuhan serwa seklian alam memohon belas kasihannya". (HAMKA, 2010 : 12)
  • "Amat besar budi Engku Haji Ja'far kepada saya,banyak kepandaian yang telah saya peroleh karena kebaikan budinya itu. Dari sekolah rendah (HIS = Hollands Inlandsche School) saya sama-sama naik dengan anaknya menduduki MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijes)." (HAMKA, 2010 : 19)
  • Nilai Akhlak
  • Perilaku atau budi pekerti yang dimiliki dan dilakukan oleh seseorang.
  • Terdapat dalam kutipan :
  • " .... maka pada dirinya saya dapati beberapa sifat yang tinggi dan terfuji, yang agaknya tidak terdapat pada pemuda-pemuda yang lain baik dari kalangan kaya dan bangsawan sekalipun. Sampai pada saat yang paling akhir daripada kehidupan ayahku, belum pernah ia menunjukan perangai yang patut di cela, sehingga ibu bapakku sangat memuji akan dia. Ia tahu benar akan kewajibannya." (HAMKA, 2010 : 39)

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa novel adalah salah satu jenis karya sastra yang berbentuk prosa, dalam cerita novel biasanya memiliki cerita yang panjang berbeda halnya dengan sebuah cerpen yang memiliki cerita lebih pendek.

Strukturalisme genetik adalah ilmu yang mengkaji tentang struktur atau unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik yaitu unsur yang emmbangun sebuah karya satra dari dalam, sedangkan unsur ekstrinsik yaitu unsur yang membangun sebuah karya sastra dari luar.

Dalam setiap karya sastra dibangun oleh dua unsur pembangun, seperti halnya dengan sebuah novel yang telah dikaji di atas yaitu novel Di Bawah Lindungan Ka'bah karya Hamka memiliki unsur pembangun yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik meliputi tema, latar, tokoh dan penokohan, gaya bahasa, alur, amanat, sudut pandang, dan pencitraan. Tema yang terkandung dalam novel Di Bawah Lindungan Ka'bah yaitu menganggkat tema tentang percintaan, latar atau setting terbagi menjadi tiga yaitu latar tempat, waktu, dan suasana. Tokoh dalam novel tersebut terdapat delapan tokoh yaitu diantaranya aku, hamid, ibu hamid, engku haji ja'far, mak aisah, rosna zaenab, dan teman-teman hamid di sekolah. Gaya bahasa yang digunakan dalam novel tersebut yaitu pengarang menggunakan bahasa melayu. Alur yang digunakan dalam novel Di Bawah Lindungan Ka'bah yaitu menggunakan alur campuran. Amanat yang disampaikan pengarang dalam novel Di Bawah Lindungan Ka'bah yaitu bahwa kesabaran adalah hal yang harus dimiliki oleh setiap insan bila mana ia yakin terhadap sang Maha Pencipta. Sedangkan sudut pandang dalam novel tersebut yaitu pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama (aku, saya) dan orang ketiga (dia, dan menggunakan nama). Dan pencitraan dalam novel tersebut pengarang dapat membawa pembaca masuk dalam suasana sedih ketika cinta zaenab dan hamid terpisahkan. Sedangkan nilai-nilai islami yang terkandung dalam novel tersebut yaitu diantaranya nilai akidah yang ditunjukan oleh zaenab, keyakinan yang di anut di padang dalam novel tersebut yaitu bahwa setiap anak perempuan yang sudah tamat sekolah maka mereka tidak boleh melanjutkan pendidikannya melainkan mereka telah masuk pingitan dan tidak boleh keluar rumah, nilai syari'ah atau ibadah yaitu suatu kepatuhan dan hubungan sesama makhluk maupun pencipta yang ditunjukkan oleh ibu hamid ketika dia memberikan wiridan ayahnya kepada hamid untuk di bacanya, dan hubungan syari'ah sesama makhluk ditunjukkan oleh haji ja'far dan mak aisah yang menolong hamid untuk menanggung biaya pendidikannya, nilai akhlak yaitu perilaku atau tingkah laku yang dikerjakan oleh seseorang. Dalam novel Di Bawah Lindungan Ka'bah karya Hamka nilai akhlak ditunjukkan oleh hamid yaitu hamid mempunyai akhlak yang terpuji yang berbeda dengan pemuda-pemuda lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2014. Pengantar Apresiasi Karya Sastra : Pengidentifikasian Setting, Alur, Tokoh dan Penokohan. Bandung. PT Sinar Baru Algensindo.

https://mobile.facebook.com/notes/prof-dr-buya-hamka/sinopsis-novel-dibawah-lindungan-kabah/215308051871436/?_rdc=1&_rdr

Aminuddin, dkk. 2002. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum. Bogor. Ghalia Indonesia.

HAMKA. 2005. Di Bawah Lindungan Ka'bah. Jakarta. PT Bulan Bintang.

Sadikin, Mustofa. 2010. Kumpulan Sastra Indonesia : Pengertian dan Perkembangan Sastra. Jakarta. Pt Buku Kita.

Qardawi, Yusuf. 2007. Konsep Ibadah Dalam Islam. Jakarta. Central Media.

Muhaimin. 2004. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung. PT Rosdakarya.

Zainudin. 1991. Seluk Beluk Pendidikan dari AL Ghazali. Jakarta. Bina Askara.

Darajat, Zakiah. 1984. Dasar-dasar Agama Islam. Jakarta. Lentera

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun