Mohon tunggu...
Lela Lailatu
Lela Lailatu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kajian Struktur dan Nilai Islami Novel "Di Bawah Lindungan Kabah" Karya Hamka

20 Januari 2018   16:15 Diperbarui: 20 Januari 2018   16:31 8054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Di Bawah Lindungan Ka'bah karya Hamka

 

UNSUR INTRINSIK

  • Tema
  • Dalam novel Di bawah Lindungan Ka'bah karya Hamka bertemakan tentang percintaan.
  • Tokoh dan Penokohan
  • Aku : Protagonis.(Bik, peduli kepada rekan sejawat dan rela membantu rekannya Hamid pada saat sakit). Tokoh utama yang bertemu dengan Hamid
  • Hamid : Protagonis (baik, sopan, pintar, berbudi pekerti luhur, rendah hati, sederhana)

Kutipan dari novel : . Di sinilah "Aku" bertemu dan mendapat seorang sahabat yang mulia dan patut di contoh yng bernama Hamid. Hidupnya amat sederhana, tiada lalai dari beribadat, tiada suka membuang-buang waktu kepada yang tidak berfaedah, lagi amat suka memperhatikan kehidupan orang-orang yang suci, ahli thasawuf yang tinggi. Bila "Aku" terlanjur membicarakan dunia dan hal ihwalnya, dengan amat halus dan tiada terasa pembicaraan itu telah dibelokannya kepada kehalusan budi pekerti dan ketinggian kesopanan agama.

  • Ibu hamid : Protagonis (baik hati, penuh kasih sayang dan setia)
  • Kutipan dari novel : meskipun masa itu ibu masih muda dan ada juga dua tiga orang dari kalangan saudagar atau kalangan orang berpangkat yang memintanya menjadi istri tetapi semuanya telah ditolaknya dengan perasaan yang sangat terharu. Hatinya masih belu lupa kepada almarhum ayah, semangatnya boleh dikatakan telah mengikuti kepekuburan.
  • Engku haji ja'far : (dermawan dan baik hati)

Kutipan dari novel : Haji ja'far dan istrinya terharu melihat kehidupan hamid yang begitu sehingga dia yang membiayai sekolah hamid hingga ke perguruan tinggi dan menganggap hamid seperti anaknya sendiri.

  • Mak asiah : (baik hatinya, penuh kasih sayang)
  • Zainab : (baik hati, patuh kepada orang tua, ramah)
  • Rosna : (baik hati, penolong)
  • Teman-teman sekolah hamid : (suka mengolok-olok)
  • Latar atau setting
  • Latar tempat
  • Mekkah (1927)
  • Padang (Masa anak-anak sampai remaja)
  • Madinah
  • Medan
  • Arafah
  • Mesir
  • Padang Panjang
  • Latar waktu
  • Tahun 1927
  • Bulan Ramadhan, Bulan Syawal
  • Kutipan dari novel :
  • "Baru dua bulan saja, semenjak awal awal Ramadhan sampai Syawal ... (HAMKA, 2007 : 7)
  • Bulan Zulhijjah
  • Kutipan dari novel :
  • "Pada malam 9 Zulhijjah panasnya naik dari biasa (HAMKA, 2010 : 59)
  • Pagi, sore, dan malam
  • Alur
  • Dalam novel ini memakai alur campuran yang dimulai dengan keadaan Mekkah pada Zaman 1927 hingga pada masa kini kemudian keadaan pada masa dahulu kembali di kisahkan.
  • Kutipan :
  • Menuju adanya konflik
  • " Setelah bertahun-tahun Hamid dan Zainab bersama-sama menempuh pendidikan akhirnya mereka lulus juga dari pendidikan MULO, sesuai tradisi yang berlaku, ketika sudah lulus MULO seorang gadis tidak boleh melanjutkan lagi pendidikannya hingga ke jenjang yang lebih tinggi, karena mereka sudah masuk masa pingitan. Zainab pun harus menerima itu, berbeda dengan Hamid yang harus melanjutkan pendidikannya. Hal itu pun karena haji ja'far masih sanggup untuk membiayai sekolahnya. Hamid memilih pendidikan Diploma di Thawalib, Padang Panjang, dia merasa kesepian seperti telah kehilangan suatu hal, Hamid pun menyadari bahwa dia sedang merindukan Zainab, bukan sebagai kakak kepada adik melainkan perasaan lebih, hamid jatuh cinta pada Zainab.
  • " ..... Rindu kepadanya membukakan pintu angan-angan saya menghadapi zaman yang akan datang. dahulu saya tiada pedulikan hal itu, tetapi setelah saya bersadar dan terpisah darinya, barulah saya insaf, bahwa kalau bukan didekatnya, saya berasa kehilangan" (HAMKA, 2010 :24)
  • Puncak konflik
  • Musibah pun datang, dengan tiba-tiba saja Haji ja'far meninggal. Kabar Engku ja'far meninggal karena kapal yang ia tumpangi untuk menunaikan Haji terbakar dan tenggelam.
  • Dalam novel Di Bawah Lindungan Ka'bah. Hamid pun harus kembali ke kampung dan tidak bisa kembali ke Padang Panjang karena harus mengurus ibunya yang sedang sakit. Dengan kondisi yang sakit ibu Hamid ingin berbicara dengan Hamid mengenai perasaan anaknya itu kepada Zainab. Ibu Hamid mengetahui bahwa anaknya sudah jatuh cinta pada zaenab.ibunya pun berpesan pada hamid membuang jauh perasaannya itu,jangan pernah di ungkapkan karena mereka berbeda status sosial.
  • " Oang sebagai kita ini telah di cap dengan 'derajat bawah' atau 'orang kebanyakan', sedang mereka diberi nama 'cabang atas', cabang atas adakalanya karena pangkat dan ada kalanya karena harta benda." (HAMKA,2010 : 28)
  • Ibu Hamid pun meninggal, setelah kehilang dua orang yang amat sangat di syangi, Hamid merasa sebatang kara, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk hidupnya setelah ini. Suatu hari Hamid bertemu dengan mak asiah, mak asiah pun meminta Hamid untuk datang ke rumah karena ada yang mak asiah bicarakan kepada Hamid. Keesokannya Hamid pun datang kerumah mak asiah, ternyata maka asiah meminta Hamid membujuk Zainab agar mau bertunangan dengan kemenakan almarhum haji ja'far. Mendengar itu Hamid sangat terkejut kerena dalam hatinya, Hamid sangat mencintai Zainab dia tidak mungkin melakukan hal yang tidak dikehendaki oelh hatinya namun disisi lain dia harus menuruti permintaan mak asiah sebagai bentuk rasa hormatnya kepada orang yang telah membantu banyak dalam hidupnya. Hamid pun langsung membujuk Zainab agar menuruti apa yang ibu nya katakan, setelah kejadian pada hari itu, Hamid memutuskan untuk meninggalkan kota padang tanpa sepengetahuan Zainab. Hamid menuju kota Medan, ketika di Medan Hamid mngirimkan surat kepada Zainab, dengan memberanikan diri mencurahkan segala perasaan yang selama ini di pendamnya. Setelah dari Medan Hamid menuju ke singapura, mengembara ke bangkok, berlayar terus memasuki tanah Hindustan menuju ke Basrah, masuk ke Irak melalui Sahara Nejd dan sampailah ke Tanah Suci.
  • Pemecahan Masalah
  • Setahun sudah Hamid berada di Mekkah. Ketika di Mekkah Hamid bertemu dengan Saleh, teman sekampungnya yang kebetulan akan menunaikan ibadah Haji. Kehadiran Saleh memberikan informasi kepada hamid tentang keadaan di kampungnya dan tentang Zainab. Tentu ini semua membuat Hamid bahagia. Saleh juga memberi tahu bahwa Zainab mencintai Hamid, Saleh tahu hal tersebut dari istrinya yaitu Rosna yang kebetulan Rosna adalah sahabat Zainab.
  • Begitupun dengan Zainab kini ia telah mengetahui keberadaan Hamid, seseorang yang ia nantikan selama bertahun-tahun. Karena Saleh pula cinta keduanya jadi terbuka, setelah mereka saling mengirim surat yang dibantu oleh Saleh. Hamid dan Zainab kini sama-sama telah mengetahui perasaan masing-masing, yang ternyata cinta mereka tidak bertepuk sebelah tangan. Zainab tetap menjaga teguh do'a untuuk dirinya untuk menikah hanya dengan orang yang dia cinta dan mencintainya.
  • Penyelesaian
  • Tetapi sebelum keduanya bertemu di tanah air, Tuhan telah berkehendak lain. Surat Rosna membawa kabar bahwa Zainab telah meninggal, karena begitu berat ia menahan rindu kepada Hamid lelaki yang ia cintai, mereka tidak dapat bersama karena status sosial mereka yang berbeda, disusul pula oleh Hamid yang setelah berdo'a diantara pintu ka'bah dengan Batu Hitam (Hajar Aswad), ia meninggal.
  • "Di bibirnya terbayang suatu senyuman dan ... sampailah waktunya. Lepaslah ia dari tanggapan dunia yang maha berat ini, dengan keizinan Tuhannya. Di bawah lindungan Ka'bah!" (HAMKA, 2010 : 62)
  • Sudut pandang
  • Dalam novel ini penulis menggunakan sudut pandang orang pertama dan orang ketiga. Orang pertama (Aku, saya) dan orang ketiga (dia, menggunakan nama).
  • Gaya bahasa
  • Dalam novel Di bawah Lindungan Ka'bah pengarang menggunakan bahasa Melayu.
  • Amanat
  • Kesabaran adalah hal yang harus dimiliki oleh setiap insan bila mana ia yakin terhadap sang Maha Pencipta. Manusia hendaknya memiliki rasa bersyukur yang tinggi dan semangat juang untuk kehidupan yang lebih baik karena rasa bersyukur itu akan mengantarkan kita kepada kebahagiaan yang hakiki.

NILAI-NILAI ISLAMI

  • Nilai-Nilai Islami yang Terkandung
  • Diantaranya :
  • Nilai Akidah
  • Kepercayaan atau keyakinan yang dianut dan menjadi sebuah kebiasaan di padang panjang dalam novel tersebut yaitu bahwa seorang anak gadis perempuan setelah tamat sekolah tidak boleh melanjutkannya artinya mereka telah masuk pingitan dan tidak boleh untuk keluar rumah.
  • Terdapat dalam kutipan :
  • "yang berasa sedih amat, adalah anak-anak perempuan yang akan masuk pingitan, tamat sekolah bagi mereka artinya suatu sangkar yang telah tersedia buat seekor burung yang bebas terbang." (HAMKA, 2010 : 20)
  • "Zaenab sendiri, sejak tamat sekolah, telah tetap dalam rumah, didatangkan baginya guru dari luar yang akan mengajarkan berbagai-bagai kepandaian yang perlu bagi anak-anak perempuan, seperti menyuji, merenda, memasak, dan lain-lain. Petang hari ia menyambung pelajarannya dalam perkara agama." (HAMKA, 2010 : 21)
  • Nilai Syari'ah atau Ibadah
  • Kepatuhan dan hubungan seseorang kepada Sang Pencipta, hubungan dengan sesama makhluk maupun hubungan dengan alam semesta.
  • Terdapat dalam kutipan :
  • "Ibu pun menunjukan kepadaku beberapa do'a dan bacaan, yang menjadi wirid dari almarhum Ayah semasa mendiang hidup, mengharapkan pengharapan yang besar-besar kepada Tuhan serwa seklian alam memohon belas kasihannya". (HAMKA, 2010 : 12)
  • "Amat besar budi Engku Haji Ja'far kepada saya,banyak kepandaian yang telah saya peroleh karena kebaikan budinya itu. Dari sekolah rendah (HIS = Hollands Inlandsche School) saya sama-sama naik dengan anaknya menduduki MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijes)." (HAMKA, 2010 : 19)
  • Nilai Akhlak
  • Perilaku atau budi pekerti yang dimiliki dan dilakukan oleh seseorang.
  • Terdapat dalam kutipan :
  • " .... maka pada dirinya saya dapati beberapa sifat yang tinggi dan terfuji, yang agaknya tidak terdapat pada pemuda-pemuda yang lain baik dari kalangan kaya dan bangsawan sekalipun. Sampai pada saat yang paling akhir daripada kehidupan ayahku, belum pernah ia menunjukan perangai yang patut di cela, sehingga ibu bapakku sangat memuji akan dia. Ia tahu benar akan kewajibannya." (HAMKA, 2010 : 39)

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa novel adalah salah satu jenis karya sastra yang berbentuk prosa, dalam cerita novel biasanya memiliki cerita yang panjang berbeda halnya dengan sebuah cerpen yang memiliki cerita lebih pendek.

Strukturalisme genetik adalah ilmu yang mengkaji tentang struktur atau unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik yaitu unsur yang emmbangun sebuah karya satra dari dalam, sedangkan unsur ekstrinsik yaitu unsur yang membangun sebuah karya sastra dari luar.

Dalam setiap karya sastra dibangun oleh dua unsur pembangun, seperti halnya dengan sebuah novel yang telah dikaji di atas yaitu novel Di Bawah Lindungan Ka'bah karya Hamka memiliki unsur pembangun yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik meliputi tema, latar, tokoh dan penokohan, gaya bahasa, alur, amanat, sudut pandang, dan pencitraan. Tema yang terkandung dalam novel Di Bawah Lindungan Ka'bah yaitu menganggkat tema tentang percintaan, latar atau setting terbagi menjadi tiga yaitu latar tempat, waktu, dan suasana. Tokoh dalam novel tersebut terdapat delapan tokoh yaitu diantaranya aku, hamid, ibu hamid, engku haji ja'far, mak aisah, rosna zaenab, dan teman-teman hamid di sekolah. Gaya bahasa yang digunakan dalam novel tersebut yaitu pengarang menggunakan bahasa melayu. Alur yang digunakan dalam novel Di Bawah Lindungan Ka'bah yaitu menggunakan alur campuran. Amanat yang disampaikan pengarang dalam novel Di Bawah Lindungan Ka'bah yaitu bahwa kesabaran adalah hal yang harus dimiliki oleh setiap insan bila mana ia yakin terhadap sang Maha Pencipta. Sedangkan sudut pandang dalam novel tersebut yaitu pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama (aku, saya) dan orang ketiga (dia, dan menggunakan nama). Dan pencitraan dalam novel tersebut pengarang dapat membawa pembaca masuk dalam suasana sedih ketika cinta zaenab dan hamid terpisahkan. Sedangkan nilai-nilai islami yang terkandung dalam novel tersebut yaitu diantaranya nilai akidah yang ditunjukan oleh zaenab, keyakinan yang di anut di padang dalam novel tersebut yaitu bahwa setiap anak perempuan yang sudah tamat sekolah maka mereka tidak boleh melanjutkan pendidikannya melainkan mereka telah masuk pingitan dan tidak boleh keluar rumah, nilai syari'ah atau ibadah yaitu suatu kepatuhan dan hubungan sesama makhluk maupun pencipta yang ditunjukkan oleh ibu hamid ketika dia memberikan wiridan ayahnya kepada hamid untuk di bacanya, dan hubungan syari'ah sesama makhluk ditunjukkan oleh haji ja'far dan mak aisah yang menolong hamid untuk menanggung biaya pendidikannya, nilai akhlak yaitu perilaku atau tingkah laku yang dikerjakan oleh seseorang. Dalam novel Di Bawah Lindungan Ka'bah karya Hamka nilai akhlak ditunjukkan oleh hamid yaitu hamid mempunyai akhlak yang terpuji yang berbeda dengan pemuda-pemuda lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun