Sebelum aku pulang, aku berniat ke perpustakaan kampus mencari sumber referensi skripsiku. Ya beginilah, aku harus kocar-kacir lagi jadi anak perpustakaan yang kayak kehilangan sumber pengetahuan.
Arrrg.. siapa lagi yang membuatku seperti ini kalau bukan karena dosen galak Muazzam Fatih Abdillah.
Ya begitulah dosen galak itu sudah benar-benar lengket di lidahku bahkan mulutku lancar mengeluarkan kata itu. Ah, sudahlah.
Aku memutar balikkan pandanganku ke arah lapangan kampus, spontan aku melihat dosen galak dengan ciri khas mengenakan kemeja yang lengannya di ikat sampai siku. Ah, tidak, apakah dia yang berada satu halte denganku? Oh Tuhan, apa aku satu kompleks dengannya? Jangan..
Aku menuju halte di depan kampus untuk hendak pulang ke rumah untuk cepat-cepat bergelut dengan benda berbentuk persegi panjang itu, mengetik ulang skripsiku, kesel? Iya, tapi aku harus apa? Arrgg..
***
"Assalamualaikum. Salwa pulang," sapaku seisi rumah.
"Kenapa sayang, lemes gitu mukanya?" tanya Ummi.
"Skripsi Salwa dirombak ulang Mi."
"Mau Mas bantuin?" tawar Mas Jiyad.
"Salwa ke kamar dulu ya," tanpa kujawab pertanyaan Mas Jiyad, aku langsung menuju ke kamarku di lantai atas. Malam ini rintikan hujan turun menyapa bumi, ta.pi tidak dengan suasana hatiku, aku lebih memilih bergelut di balik selimut.