Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suara di Bawah Rintikan Hujan

2 April 2021   15:51 Diperbarui: 2 April 2021   16:05 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak.. aku tidak akan mengeluarkan kata acc untuknya sebelum aku mendapatkan acc skripsiku. Tidak, lebih tepatnya dia ngerasain aku seperti apa mendapatkan acc darinya.

"Salwa? Mas Jiyad menyadarkanku dari lamunanku, "Gimana? Dosen kamu ini Azzam, teman sekuliahan Mas dulu, jadi Mas yakin akan kepemimpinan beliau, gimana menurut kamu, Dek?" tanya Mas Jiyad lagi.

Sumpah ini seperti mimpi, aku mencoba mencubit tanganku sendiri, oh sakit.

"Kamu tidak bermimpi, Dek," sahut Mas Jiyad.

Lagi-lagi Abi angkat bicara, Ummi duduk di sebelahku memberikan solusi ini.

"Maaf Nak Azzam, sepertinya Salwa butuh waktu dulu."

Setelah Abi angkat bicara, suasana tak menegangkan lagi, Ummi menyuruh tamu mencicipi hidangan, tapi tidak denganku. Aku masih di luar kendali ragaku. Masih sama seperti mimpi untuk hal ini.

***

Hari ini aku ke kampus. Tidak, aku ke kampus tidak dengan skripsiku tapi aku ke kampus menyebarkan undangan pernikahan. Ya, aku Salwa Mufidatul Hikmah menerima dosen galak itu Muazzam Fatih Abdillah menjadi imam dalam memimpin keluarga kecilku.

"What?? Muazzam Fatih Abdillah?" Mereka saling melihat satu sama lainnya.

"Kenapa? Right, Muazzam Fatih Abdillah," jawabku lantang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun