Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suara di Bawah Rintikan Hujan

2 April 2021   15:51 Diperbarui: 2 April 2021   16:05 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Freepik.com

Sebelum aku pulang, aku berniat ke perpustakaan kampus mencari sumber referensi skripsiku. Ya beginilah, aku harus kocar-kacir lagi jadi anak perpustakaan yang kayak kehilangan sumber pengetahuan.

Arrrg.. siapa lagi yang membuatku seperti ini kalau bukan karena dosen galak Muazzam Fatih Abdillah.

Ya begitulah dosen galak itu sudah benar-benar lengket di lidahku bahkan mulutku lancar mengeluarkan kata itu. Ah, sudahlah.

Aku memutar balikkan pandanganku ke arah lapangan kampus, spontan aku melihat dosen galak dengan ciri khas mengenakan kemeja yang lengannya di ikat sampai siku. Ah, tidak, apakah dia yang berada satu halte denganku? Oh Tuhan, apa aku satu kompleks dengannya? Jangan..

Aku menuju halte di depan kampus untuk hendak pulang ke rumah untuk cepat-cepat bergelut dengan benda berbentuk persegi panjang itu, mengetik ulang skripsiku, kesel? Iya, tapi aku harus apa? Arrgg..

***

"Assalamualaikum. Salwa pulang," sapaku seisi rumah.

"Kenapa sayang, lemes gitu mukanya?" tanya Ummi.

"Skripsi Salwa dirombak ulang Mi."

"Mau Mas bantuin?" tawar Mas Jiyad.

"Salwa ke kamar dulu ya," tanpa kujawab pertanyaan Mas Jiyad, aku langsung menuju ke kamarku di lantai atas. Malam ini rintikan hujan turun menyapa bumi, ta.pi tidak dengan suasana hatiku, aku lebih memilih bergelut di balik selimut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun