Emang itu bukan ibadah?
Emang itu ibadah?
Iya, Umuuuuu, ujar Aba gemas.
Oh, iya baru tahu, hehe. Maklum butuh imam hidup.
Iya, Aba insya Allah jadi imamnya Umu. Balik lagi, Mu. Ke pertanyaan awal. Di mana kita hidup? Kayaknya Yogyakarta enak ya, buat menetap sana.
Iya, setuju, Ba. Budayanya juga enak di sana.
Ya, udah, ayo, berumah tangga di sana aja. Di mana kita hidup? di sana kita belajar.
 Di mana kita hidup? Di sana kita belajar. Hal yang random sih. Ketika Aba bilang seperti itu. Membuatku menjadi sangat-sangat berfilosofis. Seperti kata-kata mutiara: di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.
 Aba sangat mengajariku banyak hal. Oleh karena itu, aku akan berterima kasih untuk menjawab sebagian besar pertanyaan dalam hidupku. Karyaku terinspirasi olehnya. Semangatku membara karenanya. Aku menjadi utuh di sisinya.
 Terima kasih, Aba, untuk telah memberanikan diri berkenalan dengan Umu. Menorehkan segala cerita di hidup Umu. Terima kasih dan terima kasih.
-Tertanda Umu-