Iya, Aba. Kenapa? Bilang aja kali. Ga usah sungkan segala. Kaya yang baru kenal aja, ujarku terheran-heran dengan sikapnya yang terlihat resah. Biasanya ia selalu ceria dan tanpa ada yang menutup-nutupi.
 Ada yang salah dengan masa lalu Aba. Umu masih terima ga Aba sebagai pasangan Umu? ujarnya.
 Hah? Masa lalu Aba kenapa? Selama sebulan ketemu Aba selingkuh atau bagaimana? ujarku dengan nada yang cukup tinggi.
 Ini udah terjadi lama, Mu. Waktu Aba kuliah S2 di Yogyakarta. Aba orangnya setia, kalau udah satu, ya cukup satu. Ga cari sana-sini. Bukan masalah Aba selingkuh atau bukan. Tapi ini aib Aba waktu dulu.
 Ba, ba Aib kok diumbar-umbar. Bahkan dengan pasangan pun harus ada rahasianya kali, Ba. Biarlah Aba simpan sendiri aibnya jika itu menganggu hubungan kita, jelasku.
 Iya, sih, Mu. Tapi ya, Aba pengen Umi mengerti kondisi Aba. Jadi ga ada yang ditutup-tutupi dari Aba.
 Emang selama ini Umu ga ngertiin Aba? Aba lembur pulang malam jadi tidak bisa teleponan sama Umu, Aba main sama teman-teman Aba jadi ga bisa balas pesan Umu, dan Aba waktu kerja jarang lihat HP. Itu semua apakah Umu gak terima? Gak ngertiin gitu? Umu mah dari dulu juga udah bilang ke Aba, kita beritikad baik saja tentang hubungan ini. Ga perlu lah dirisaukan tentang hal itu.
 Syukurlah, Umu bisa nerima apa adanya Aba. Umu merupakan orang yang baik, perhatian, dan tidak banyak menuntut seperti masa lalu Aba. Kesayangan Aba hanya Umu. Oleh karena itu, Aba mau ngasih hadiah. Boleh tutup mata dulu?
 Aku pun tutup mata. Jariku terasa dingin. Apa yang dilakukan Aba? batinku.
Umu, maaf bukan emas, semoga Umu senang. Ini sebagai tanda sayang Aba ke Umu. Silahkan buka mata Umu. Akupun melihat Aba membawa buket bunga mawar kuning dan warna kuning adalah kesukaanku. Di jariku sudah tersemat cincin perak. Aku melihat di jari manis kiri Aba ada cincin perak juga yang bermotif sama. Jadi, kenapa dengan masa lalumu?
Pertanyan 5: Kapan Kita Menikah?