Protokol pengaturan, pengawasan, dan pengelolaan wisatawan mengikuti ketetapan otoritas wisata Dunhuang. Penggunaan barcode pada tiket saat masuk dan keluar. Screening barang bawaan. Tidak diperkenankan membawa makanan dan minuman ke dalam goa.
Di Gedung ini wisatawan di edukasi dalam 2 buah theather yang berisi sejarah pembuatan  Mogao Grottoes oleh para biksu di theatre 1. Sementara detil film dokumentasi  isi beberapa gua yang dianggap memiliki sejarah tinggi di theather ke 2.Â
Di Theather ke 2 ini edukasi wisatawan dilakukan dalam bentuk film 3 dimensi. Theathernya berbentuk bulat. Sehingga penonton seakan merasakan pengalaman masuk dan melihat dari dekat semua mural lukisan dan patung di dalam gua. Memberikan pengalaman pribadi yang mengesankan. Didukung ruang theather yang sejuk membuat semua wisatawan terkantuk-kantuk.
Edukasi wisatawan digedung penerimaan ini juga dilakukan dalam beberapa bentuk selain 2 theather yang telah disebutkan di atas. Masih ada Prototipe area Mogao Grottoes, Film singkat berupa triller, Poster, dan Pamflet. Semua mengedukasi wisatawan agar terlibat dalam proses keberlanjutan menjaga kelestarian situs budaya dunia ini.
Â
Pengelolaan Limbah
Praktis tidak ditemui sampah di seluruh area Moga Grottoes. Objek wisata ini terlihat bersih dan tertata apik dengan pohon-pohon besar yang terawat rapih. Menjadi paru-paru area wisata dan memfiltrasi polusi dan panas gurun yang cukup menyengat. Keberadaannya membuat sejuk dan segar.
Pengelolaan toilet sudah sangat baik. Penggunaan air dilakukan dengan system sensor untuk melakukan penghematan penggunaan air. Baik di washtafel maupun di urinair. Dengan Tingkat kebersihan yang relatif baik. Hal yang tak terhindari adalah aroma khas toilet di China, karena terkait dengan bau khas urin penduduk lokal. Semua terkait dengan asupan makanan mereka setiap harinya.
Mogao Groto Gua Dengan Seribu Buddha
Dikenal dengan Gua seribu Buddha. Mogao Grottoes merupakan situs kompleks gua yang dihiasi dengan lukisan mural di dinding dan patung-patung Buddha. Gua ini dibangun oleh para biksu Buddha. Dalam penyebaran agama mereka, Para Biksu menemukan lokasi yang strategis di dekat Sungai Dang, dekat di kota Dunhuang. Kemudian mereka memahat bukit batu pasir (sandstone), yang menjadi bagian tebing Sungai Dang, dekat kota Dunhuang.