Kenapa kalau DPR berhak mengajukan berbagai permintaan dan selalu di kabulkan. Padahal permintaan itu hanya menguntungkan mereka secara pribadi saja. Apakah pengeluaran itu tidak menguras uang negara. Semudah itu mereka mendapatkan uang negara. Sementara mereka sebagian adalah orang-orang yang pandai berkelit. Kalau mereka ingin untung kenapa menyulitkan banyak pihat. Peraturan-peraturan itu mereka yang menggodoknya. Sementara banyak di antara mereka yang hanya mengikut alur tanpa prestasi. Membekap honorer dari berbagai instansi dengan perundangan  yang dibuatnya dengan sangat tidak manusiawi. Prisip semu menunjukkan kemampuan diri dengan permainan. Memainkan peranan membuat undang-undang. Undang-undang yang dengan prinsip-prinsip  uji coba. Sekiranya dengan undang-undang A berhasil lanjut, sekiranya tidak diubah , diperbarui. Yang boleh jadi merusak  rasa percaya diri terhadap kemampuan dan citra pemerintah.
         Kepala sekolah menoleh kepada isternya yang meneteskan air mata. Prihatin. Bu Lasmi adalah pegawai di BKD. Sepanjang perjalanan kepala sekolah cerita mengenai keadaan sekolah yang kian memprihatinkan. Pembayaran gaji semakin tidak pasti. Setelah ngadat-ngadat, malah berhenti total. Dan ini merupakan nasib susah. Keterpurukan yang luar biasa. Seperti yang di alami Pak Nurdin ini.
    Â
         *
         "Hmmmm..."
         "Kenapa Pak?" Tanya Pak Iqbal karena terlihat heran. Sekian detik kepala sekolah ini termenung tiba-tiba bersuara lirih.
         "semogalah pak ya....kebijakan berikutnya merunut pada kepentingan bersama dan bisa mensejahterakan honorer." Lanju kepala sekolah.
         Dari waktu ke waktu setiap berkunjung ke sekolah ini 2 orang pengawas ini sering membahas ini. Kabijakan demi kebijakan sudah ditindak lanjuti.
         Guru-guru banyak mendengar cerita ini dari wakil-wakil kepala sekolah yang sering ikut member laporan kepada pengawas mengenai sekolah.
         Kesulitan ini tidak hanya dirasakan oleh guru-guru honor melainkan semua pihak yang terkait. Dan lebih sulit lagi di lalui oleh para honor di SMK ini adalah  kebijakan kepala sekolah yang kadang tidak  pasti. Seolah-olah ada pihak-pihak yang menjadi anak emas dan beberapa golongan anak tiri.
         Sesungguhnya terlihat wajar pada masa sulit ini,seperti yang dilakukan Pak Ali dengan menyambi mengolah sawah di tempat jauh agar tetap mengepul asap di dapur. Dan bisa ikut berkumpul ketika tetangga, kawan bahkan saudara menggelar hajat. Karena semua itu juga butuh biaya. Mungkinkan karena belum gajian di tunda dulu karena belum gajian. Tidak mungkin utang sana-sini  tanpa kepastian kpan bisa bayar.