https://www.kompasiana.com/kusminisolehudin9555/632fa74c4addee113253a602/melawan-hujan-senja Â
     Pagi menyambut bahagia, cerahnya cuaca cepat membuat waktu beranjak. Kicau burung-burung diantara pepohonan dan kebun-kebun karet bersahut-sahutan. Masih banyak varieties burung-burung di tanah Sumatera ini. Bahkan Murai yang terkenal dan laris manis di daratan Jawa itu di ambil dari sini. Hebat bagaimana pedagang burung bisa mendapatkan berbagai macam jenis Murai Sumatra padahal katanya pengamanan di dermaga sangat ketat. Oh maaf aku lupa, sudah tradisi bahwa untuk rakyat biasa hukum dan peraturan berdiri tegak dan tidak memihak. Tapi untuk kalangan aparat hukum sendiri, kewenangan bisa menjadi tameng bagi oknum-oknum tersebut. Tidak dipungkiri bahwa penyelundupan binatang termasuk burung dari Sumatra ke Jawa. Oleh sebab itu guru ada yang bingung untuk menjawab pertanyaan siswa " mengapa hukum berpihak pada kekuasaan dan kekayaan?" kalau dijawab "hanya oknum-oknum tertentu!" pasti siswa akan menyanggah "tapi kenapa hampir semua kasus orang kaya, berkuasa, dan pejabat-pejabat tinggi selalu menang? Dan bahkan koruptor saja di permudah dan ringan hukumannya."mungkin guru akan menjawab " tunggu saja jika kalian yang menduduki jabatan-jabatan mereka, bisakah kau mempertahankan pemikiran baikmu itu?"Baiklah untuk masalah hukum dan pemerintahan biar diurus oleh pemerintah dan jajaranya,
       Beberapa bulan terakhir sekolah menjadi kacau karena Kepsek sering tidak datang ke sekolah. Kegiatan sepenuhnya di serahkan oleh wakil-wakil tapi harus dengan persetujuan Kepsek.
       Kebijakannya semakin semena-mena. Ingin memajukan sekolah tapi dengan caranya sendiri, ini dirongrong oleh teman akrapnya yang honorer di sekolah itu. Sementara SMK PANCASILA ini dibangun oleh banyak pihak. Kepala Sekolah merasa memiliki sepenuhnya. Banyak guru yang keluar karena jam ngajarnya dikurangi dan nampak disisihkan. Itu disengaja oleh Kepsek karena didesak oleh Murnianti. Tapi untuk guru-guru lain seperti Pak Joko sendiri ini adalah tantangan, bukan berarti harus mundur, tapi juga bukan jalan untuk menjatuhkan temannya sendiri dengan istilah "menjatuhkan kesalahan dan mempertontonkan kesalahan dan kekurangan rekan sekedar untuk mempertahankan imegnya sendiri plus jempol dari atasan. Ini benar-benar sikap tak waras. Beberapa guru yang keluar mengeluhkan sikap Pak Ibrahim, kenapa dengannya.
        Meskipun tidak memiliki jabatan tapi mestinya menghargai setiap guru-guru yang bekerja memberikan sumbangsihnya untuk keberlangsungan sekolah selama ini.
        Mungkin dibalik semua ini ada kesalahpahaman. Adanya orang-orang yang berusaha mencari keuntungan diantara masalah-masalah yang ada. Tapi mungkin tidak sepenuhnya seperti itu.
        Diakui sekolah memang mengalami kesulitan yang sangat luar biasa. Tahun 2016, sekolah tidak bisa membayar gaji guru setiap bulan seperti biasanya.  Honorer semkin kesulitan. Belum lagi harga sembako meningkat karena harga BBM yang terus naik. Dana BOS yang sering ngadat ini karena dari kebijakan pucuk yang berubah.
        Mungkin Kepala Sekolah juga merasa terbebani dengan situasi ini. Karena sudah merasa berat guru-guru yang sudah tau situasi masih pula mengeluh.
         Perlu pendekatan emosional sehingga tidak terjadi salah paham dan salah pengertian. Kalaupun guru-guru di sekolah ini dengan kebijakan sekarang. Mulai dari gaji terlmbat dan pengajuan insentifpun tidak ada kelanjutan.  Ini semua karena kebijakan pemerintah yang berubah.
         Pemerintah sekarang  lebih pada pembangunan. Di tahun ini tol laut maupun tol darat di bangun. Bahkan Sumtra Selatan memiliki ikon baru, yaitu sirkuit terbesar di Indonesia. Bahkan termasuk sirkuit internasional. Kami sebagai warga walaupun di daerah, sebenarnya juga merasa bangga. Terlbih dengan pembangunan LRT. Ini adalah pertama di Indonesia. Sungguh luar biasa.
         Memang  masa pemerintahan Alek Nurdin pembangunan sangat pesat dan terlihat. Bahkan beliau berhasil menarik hati Presiden Jokowi sehingga pembangunan itu jembatani oleh presiden.