Dari tahun ke tahun pendidikan di wilayah Indonesia terutama di luar Jawa perkembangan dan pertumbuhannya masih kurang signifikan.
Sistem, daerah, bentuk geografis dan situasi memang menjadi faktor penentu, sangat  beda dengan Jawa yang menurut teman Pak Joko lebih baik dan lebih bagus dari Sumatra, baik pembangunan suprastruktur maupun infrastruktur pendidikan. Disana sudah menggerakkan pembangunan ke atas sejak awal tahun 2000-an, bukan hanya sekedar karena area sempit tapi efisiensi dana dan pengawasan. Pelaksanaan pembelajaran juga hemat waktu penjangkauannya. Dari segi pengembangan sekolah disana sejak tahun 2000-an juga mulai mencanangkan program kelas unggulan dan akselerasi atau percepatan kelas. Penggerak dan pelaku pendidikanpun jauh lebih baik, mereka punya attitude kerja dan terpenting kode etik guru. Sinergi kompetitif yang membudaya. Adat persaingan kerja yang terus berkembang.
Pak Joko sendiri belum pernah lihat rumput di atas pulau Jawa apalagi menghirup udaranya.
"Mungkin suatu hari nanti aku juga dapat melihat Jawa." Gumamnya dalam hati
"Mengapa Jawa saja yang dianggap lebih maju dari pulau-pulu lainnya di Indonesia?" pertanyaan ini menguasai kepala Pak Joko.
Walaupun sebenarnya dia keturunan Jawa juga. Ibunya asli Subang Jawa Barat, ayahnya keturunan Madiun dan Pekalongan. Tapi keluarga mereka telah pindah ke Sumatra sejak tahun 1973 secara berpindah-pindah baru tahun1979 menetap, keluarga ayahnya di Tugu Mulyo (yang mana waktu itu masih sangat luas wilayahnya tapi penduduknya belum banyak sekarang sudah di pecah menjadi 4, Tugu Mulyo, Tugu Agung, Tugu Jaya dan Bumi Agung, dan keluarga dari ayahnya sekarang disebut Tugu Agung) sementara keluarga ibunya menetap tahun 1983 di Jahe. Orang tuanya menikah dan bertempat tinggal di Muara Burnai I ini.
Sejak kecil dia rajin belajar, sehingga orang tuanya sangat mendukung keinginannya untuk melanjutkan di SMA unggulan di Kayu Agung. Joko kecil gemar menabung hingga dewasa bisa digunakan untuk biaya masuk kuliah di PGRI Palembang hingga tamat S1.
Tapi sebelum tamat dia sudah nyambi ngajar  Pramuka dan kegiatan sekolah lain pada waktu libur  kuliah. Jadi dia tidak lagi asing dengan kelas tempat mengajar beserta siswa yang duduk di dalamnya.
Mengajar adalah cita-citanya sejak kecil, menurutnya itu lebih baik daripada pekerjaan lain. Selain itu keinginannya memajukan daerahnya yang masih termasuk pelosok dan jauh dari sentuhan pendidikan.
"Pokoknya saya mau jadi guru saja Pak. Walaupun gajinya tidak seberapa tapi perjuanganya pasti bisa sedikit mengubah Jamantras ini menjadi daerah maju." Kata Joko pada orang tuanya.
"Terserah kamu nak....selama bapak mampu nak kemanapun tak turuti."janji ayahnya pada Joko waktu masih sekolah.