"Hei, hei, hei jangan bicara jangan bicara jodoh! Apa kau siap dengan persiapan gebyar ekskul. Jangan  lupa, kita persiapan gebyar ekskul fa!" Ucap Fera.
Akhirnya, Fera dan Ifa bercakap mengenai gebyar ekskul. Aku hanya melihat dan mendengarkan percakapan mereka. Â
Aku yang fokus mendengarkan percakapan mereka teralih oleh seseorang yang sudah lama aku suka sejak kelas delapan keluar dari gerombolan manusia yang ingin tahu dimana kelas mereka ditempatkan.
Dia bernama Asra, pria pendiam yang memiliki hobi membaca dan menari topeng cirebon. Pria itu membuatku tersipu malu dan tanpa sadar dari kejauhan aku melihatnya seolaholah dia adalah pangeran yanga sedang bercanda dengan teman-temannya ditengah diamnya itu. Sungguh indah wajahnya dan prilakunya.
Tanpa sadar, aku keluar dari percakapan mereka berdua. Hingga ketika aku dimintai opini oleh mereka berdua, aku tidak folus menjawab. Kemudian si Ifa mengagetkanku dan berkata, "Ayoloh, jangan bengong neng!"
" Cie, Cie, cie, lagi memandang siapa tuh sampe gk fokus ditanyain seputar gebyar ekskul?" Goda Fera yang bertanya dengan genit.
"Bukan apa-apa kok! Sumpah!"
"Yang bener gak ada apa-apa, lagi jatuh cinta ya?" goda Ifa.
"Beneran gak ada apa-apa, Cuma kurang air jadinya bengong"
"Kurang air, jatuh cinta kali? Hahahahah!" canda Fera.
"au deh!" kesal Luna.