Mohon tunggu...
Kromo Aji
Kromo Aji Mohon Tunggu... Guru - Keluargaku sebagian dari surgaku

Menuimbuhkan minat menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Anin-Dia

10 Februari 2020   08:16 Diperbarui: 10 Februari 2020   08:17 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Beres dulu prasaan namax gak pkai Gita ?"

" iya itu pnggilan sayng tmnq, shg ku pakai smpai skrg!"

" wow  keren, itu panggilan dari pcarmu dulukan?"

" iiihhh tdk deh, memang aku sngat.....pdnya, dia pun kyaknya gitu, tp tdk trsmpaikan!"

" smpai skr tdk ketmu dia ya, hihihih...kaciyan!" Aku pura-pura tertawa padahal dalam hatiku sebal dan kecewa banget. Aku bisa menebak bahwa laki-laki yang dimaksud Anindia adalah Winaryo Tulus.

" iya ..orgnya sejak kelas 3 SMP dl kan transmigrasi, ke luar pulau!"

Aku mengakhiri obrolan kami, dengan alasan sibuk dan nanti kita sambung lagi. Betul dugaanku Anindia ternya lebih menyukai Winaryo. Apa alasan Anindia padahal aku lebih pandai, lebih kaya dan lebih segala-galanya dari Winaryo.

Bagian 4

Aku teringat saat itu aku kelas 2 SMP Nasional. Aku sebagai ketua OSIS setelah memimpin rapat untuk kegiatan HUT sekolah yang dibarengkan dengan HUT RI. Sebenarnya sekolahku berdiri pada bulan Juli, tepat pada tahun ajaran  baru waktu itu. Guna menghemat anggaran dan tidak menyitah pelajaran setiap tahun selalu dibarengkan dengan HUT RI atau hari kemerdekaan.

Tulus sebagai seksi seni mengusulkan adanya pentas seni sebagai penutupan kegiatan. Akupun mengiyakan usulan itu termasuk beberapa seksi dan pengurus yang lain. Sementara Anindia sebagai seksi penggalangan dana. Aku sengaja Anindia selalu aku libatkan dengan urusanku dalam kegiatan OSIS. Hal ini bertujuan, agar aku selalu deklat dengan dia.

Sering aku dengar lewat sahabat Anindia yaitu Lilik Handayani, bahwa Akbar kamu dapat salam dari Anindia. Selain sering kirim salam lewat sahabatnya tersebut Anindia sering kepergok sedang mnecuri pandang ke arahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun