Aku, Anindia, Helmi dan Nita pergi mencari dana untuk paggelaran acara yang sudah kita rancang. Beberapa orang tua murid yang mempunyai usaha, mempunyai toko,  salon, persewaan kelengkapan pernikahan tak luput jadi sasaran kami  ,selain  itu  orang tua murid yang menjadi pegawai, polisi, TNI atau yang memiliki ekonomi lebih kami datangi.
Aku sengaja menjalankan motorku agak pelan agar terpisah dengan Hilmi dan Nita. Aku menghentikan motorku  di depan penjual es kelapa muda. Aku melihat tempat itu sangat asyik untuk mengbrol, tempatnya bersih dan rindang. Ada beberapa kursi panjang di bawah pohon beringin yang sangat berar itu.
" Nin minum es kelapa muda dulu ya? ", aku menawarkan
" Boleh !", kata Anindia sambil melepas helmnya lantas diletakkan di atas spion motorku.
Anindia dengan rambut ikal sebahu, memakai kaos merah dan celana jeans biru tua, tahi lalat di tas bibir kanannya sungguh manis banget.
" Nin a-a aku..mau ngomong se-serius ni, bolehkan? " kata agak terpatah-patah
"Ngomong aja kenapa sih, kau tegang !",
" Tiadak aku takut kamu tersinggung dan marah padaku!"
Aku akan ngomong cinta padanya, aku tak mau menyimpan kalimat itu terlalu lama, karena sungguh sangat menyiksa.
" Aku...!"
" Tiiiinnnn..tinnnn", suara bel sepeda motor sangat kencang. Sialan Hilmi dan Nita datang langsung menghampiri kami.