Karena Candi Borobudur adalah peninggalan Dinasti Syailendra dari Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-8. Dan BUKAN peninggalan Nabi Sulaiman, karena kenapa?
Pertama, masa Nabi Sulaiman adalah kurun waktu tahun (989-931 SM), jadi sekitar 3.000 tahun yang lalu. Sedangkan, Candi Borobudur, seperti yang tertulis dalam berbagai buku sejarah nasional, didirikan baru di akhir abad ke-8 Masehi atau sekitar 1.200 tahun yang lalu sehingga tidak nyambung dan bertemu kurun waktunya.
Kedua, Borobudur adalah sebuah candi tempat pemujaan keyakinan "orang budha" sehingga banyak terdapat patung Budha dan para resi Budha. Sedangkan ajaran luhur Nabi Sulaiman membawa ajaran tauhid tidak pernah memerintahkan membangun sebuah candi keyakinan agama lain yaitu Budha. Nabi Sulaiman tentunya jelas ajarannya melarang keras membuat patung-patung berbentuk makhluk hidup.
Sangat naif dan mustahil sekali jika candi Borobudur yang banyak patung manusia adalah peninggalan Yang Mulia Nabi Allaah Sulaiman alaihisalam.
Jadi tidak ada benang merahnya sama sekali dan tidak menyambung baik secara filosofi apalagi secara kultur religius antara Nabi Sulaiman dengan Borobudur.
Yang ada hanya prasangka yang dipaksakan dengan teori "gotak gatuk"atau "dihubung-hubungkan" ini dasar yang tidak ilmiah sama sekali dan Tidak real dan tidak unsustainable tidak ilmiah dan tidak bisa dipertanggung jawabkan analisa sejarahnya.
LAHIRNYA AJARAN KAPITAYAN
Saat itu wilayah yang sekarang disebut pulau jawa, sumatra, Sulawesi dan kalimatan masih menyatu dan menyambung dengan benua asia.
Lalu sepeninggal Nabi Sulaiman dan Ratu Bilqis meninggalkan wilayah tanah nusantara dan kembali ke Baitul Maqdis atau Yerusalam (wilayah arab timur tengah).
Maka Generasi yang masih kokoh keyakinannya dan lurus tauhidnya dari para leluhur kita adalah generasi pertama.
Para leluhur kita generasi pertama  Nabiulloh Sulaiman mengajarkan kepada mereka ajaran tauhid sehingga mereka orang jawa kuno telah percaya keberadaan suatu entitas yang tunggal yang tidak kasat mata namun memiliki kekuatan adikodrati yang menyebabkan kebaikan dan keburukan dalam kehidupan manusia. Mereka tidak pernah menyembah selain Tuhan.  Mereka ini disebut para "Kapitayan".