Reflective thinking helps students find solutions or make decisions based on thorough considerations. Meanwhile, spirituality helps individuals discover meaning and purpose in their lives. Therefore, having spirituality in daily life is crucial in shaping someone into a whole and meaningful individual. St. Joseph, the patron of SLB A Karya Murni, has superior values that can help shape its students into complete and meaningful individuals.
- PENDAHULUAN
Manusia adalah ciptaan Tuhan yang istimewa. Kitab Kejadian 1:26-27 melukiskan bahwa Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. “Berfirmanlah Allah, baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita, supaya mereka berkuasa atas segala makluk yang ada di bumi”.
Kitab Mazmur mengungkapkan bahwa manusia sebagai citra Allah sesungguhnya yang sangat mempesona. (bdk Mz 8:2-10). Kedua kutipan ini hendak menekankan bahwa Allah memberikan martabat luhur kepada manusia dan dipanggil untuk hidup seturut kehendak Allah.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengartikan kata ‘martabat’ adalah tingkat, derajat, pangkat, dan harga diri, sedangkan kata manusia berarti makluk yang berakal budi. Sebagai makluk yang memiliki martabat luhur, Allah menganugerahkan manusia kemampuan untuk berfikir, merasa dan berkendak.
Oleh karena kemampuannya ini, manusia tidak cukup hanya sekedar tumbuh dan berkembang sampai pada tingkat kemampuan organ tubuhnya saja tetapi perlu mengembangkan daya fikir, daya rasa dan daya berkehendak.
Kendati manusia memiliki daya pikir, daya rasa dan daya kehendak untuk mengembangkan diri dan potensi yang ada dalam dirinya, pada kenyataan, tidak semua orang mampu mengembangkan dirinya secara utuh. Ada berbagai alasan yang menjadi penyebab seseorang tidak dapat mengembangkan diri secara utuh. Salah satu adalah hambatan fisik dan mental permanen, yang dikenal dengan sebutan penyandang disabilitas.
UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas mendefinisikan penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga Negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.
Lebih lanjut UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Disabilitas mengelompokkan penyandang disabilitas ke dalam 5 (lima) jenis. Pertama, disabilitas fisik adalah terganggunya fungsi gerak. Kedua, disabilitas intelektual adalah terganggunya fungsi pikir karena tingkat kecerdasan di bawah rata-rata. Ketiga, disabilitas mental adalah terganggunya fungsi pikir, emosi, dan perilaku. Keempat, disabilitas sensorik adalah terganggunya salah satu fungsi dari panca indera, antara lain disabilitas netra, disabilitas rungu, dan/atau disabilitas wicara. Kelima, disabilitas ganda adalah disabilitas yang dua atau lebih ragam disabilitas.
SLB-A Karya Murni merupakan lembaga pendidikan khusus bagi penyandang tunanetra. Melalui metode penelitian kualitatif yakni wawancara dan studi kasus, penulis mengamati bahwa, para siswa tunanetra di SLB A Karya Murni memiliki rasa percaya diri rendah dalam mengembangkan dirinya. Gambaran-gambara negative dirinya, seperti menyalahkan sang pencipta, mengapa harus terlahir sebagai tunanetra, merasa tidak bisa berbuat apa-apa, menganggap diri tidak memiki potensi dan kemampuan untuk dikembangkan, terus membayangi pikiran mereka.
Kondisi inilah yang mendorong penulis untuk mendeskripsikan pentingnya refleksi spiritualitas St Yosef bagi siswa/i SLB A Karya Murni dalam mengembangkan dirinya. Alasan penulis memilih spritualitas St Yosef karena St Yosef merupakan pelindung sekolah. St Yosef mewarisi aneka kekayaan spiritual yang mampu menuntun setiap pribadi untuk berkembang menjadi lebih baik.
Dalam konteks SLB A Karya Murni, spiritualitas St Yosef ini dijabarkan dalam lima nilai dasar. Kelima nilai dasar itu antara lain, pro life, empowering, compassion, trust, honesty. Penulis berkeyakinan bahwa dengan merefleksikan spiritualitas St Yosef ini secara terus menerus, siswa-siswi SLB A Karya Murni dapat mencapai pengembangan diri yang optimal.