Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Melihat Nasib Pendidikan di Indonesia

2 Mei 2016   11:04 Diperbarui: 2 Mei 2016   12:33 1875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedua, media yang tidak lagi dipercaya. Yang tidak kalah pentingnya, pengaruh media sudah merasuki pengaruh anak-anak dan remaja saat ini. Sedikit sekali tayangan yang menawarkan pendidikan edukatif untuk anak dan remaja di masa sekarang, bahkan lebih buruk dari era sebelumnya.

Sebenarnya inilah yang menjadi tantangan bagi stasiun televisi yang menawarkan sisi edukasi. Tidak hanya pada nilai pendidikan dan kebudayaan tetapi juga karakter bangsa yang baik di setiap tayangannya.

Ketiga, menjadi guru dan orang tua berarti harus menjadi panutan. Tantangan guru di era modern ini semakin berat. Para guru di zaman sekarang harus serba bisa, tidak hanya memiliki pengetahuan yang luas, mengoperasikan komputer, bisa menulis, dan lain sebagainya.

Konsep pendidikan di zaman sekarang, tidak seperti pendidikan pada zaman dahulu. Itulah hakikat guru yang sebenarnya, digugu lan ditiru. Begitu pula dengan orang tua. Tantangan dan tugas orang tua tidak kalah pentingnya dengan para guru.

2. Renungan Tujuan Pendidikan

1223452copy-of-img-4420780x390-5726d0ab177b618b161b939d.jpg
1223452copy-of-img-4420780x390-5726d0ab177b618b161b939d.jpg
Ilustrasi pendidikan. kompas.com

Nopa Ariansyah memiliki sebuah pandangan. Menurutnya, ketika kita sering mendengar dari orang-orang tua bahwa kita harus sekolah yang pintar dan sekolah yang tinggi agar suatu saat kita bisa menjadi orang, menjadi manusia. Agak menggelikan sedikit dalam pikirannya.

Pendidikan memang merupakan kegiatan utama dalam proses humanisasi. Manusia dilahirkan untuk selalu berkembang di lingkungannya. Berbeda dengan hewan yang harus menerima nasib dilahirkan seperti itu lalu menyesuaikan diri dengan habitatnya.

Merunut dari pendapat para ahli pendidikan bahwasannya memang kita dilahirkan sebagai manusia, namun belum dianggap sebagai manusia yang seutuhnya. Kita harus menjalani proses pemanusiaan manusia, humanisasi.

Proses humanisasi sangat berkaitan dengan pembentukan karakter dan budaya pada diri seseorang menjadi seorang manusia seutuhnya.

Memang kita ditakdirkan hidup untuk memenuhi kebutuhan hidup, kebutuhan hidup akan terpenuhi bila kita bekerja. Untuk mendapatkan pekerjaan yang layak kita membutuhkan pendidikan yang tinggi.

Mengutip pendapat dari Buya Hamka yang mengatakan bahwa, “Kalau hidup hanya sekadar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja cuma sekadar bekerja, kera juga bekerja”. Yang jadi pembeda adalah mereka tidak berpendidikan.

3. Reformasi Pendidikan: Mendidik Manusia Anti Korupsi, Memperbaiki Bangsa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun