Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kisah Kuswati, Buruh 'Ngidep' Tuna Daksa di Purbalingga, Sehari Dibayar Rp 4.000

1 Mei 2018   08:52 Diperbarui: 1 Mei 2018   09:41 2113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuswati, buruh plasma penyandang tuna daksa saat sedang menyulam bulu mata palsu di rumahnya di Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Purbalingga, Jawa Tengah, Minggu (29/4/2018).

Kendati demikian, keterbatasan yang dianugerahkan Tuhan tak pernah membuat semangat Kuswati surut.

Sudah lebih dari 10 tahun, dia mengikuti jejak ibunya untuk menjadi pengrajin bulu mata palsu di rumahnya.

“10 jam sehari, tujuh hari dalam seminggu saya bantu ibu ngidep,” kata gadis yang murah senyum ini.

Jangan menyinggung soal pendapatan, apalagi pemenuhan kebutuhan hidup layak di hadapan Kuswati.

Sebab, bagi buruh plasma seperti dirinya, penghasilan bukan dihitung dari jumlah kehadiran seperti pegawai pabrik, namun dari seberapa banyak utas bulu mata palsu yang dia sulam setiap harinya.

Dengan anugerah Tuhan yang dia sandang, dalam sehari Kuswati hanya mampu menyulam 20 pasang bulu mata palsu.

Lantas oleh pengepul, satu pasang bulu mata hanya dihargai Rp 200. Jika dihitung kasar, dalam sehari Kuswati kontan hanya mampu memperoleh Rp 4.000, atau Rp 120.000 per bulan.

“Ya lumayan, bisa buat bantu ibu nempur (membeli beras),” ujarnya tanpa sedikitpun raut sedih.

Secara kualitas, sebenarnya hasil pekerjaan Kuswati belum dapat diterima oleh pengepul. Di sinilah Purwati (47), sang ibunda, bertugas menyempurnakan hasil pekerjaan Kuswati agar layak dijual.

Ingin bertemu Jodoh

Sejenak Kuswati menurunkan kakinya dari alat ngidep. Sembari mengeliatkan punggungnya diatas dipan, Kuswati menatap langit-langit yang penuh ramat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun