Lalu, mengapa karena buku itu?
Itu karena istri si Acek hanya membaca judulnya. Ia merasa jika suaminya itu mengharapkannya masuk neraka. Padahal, niat si Acek baik. Buku itu berisikan nasihat-nasihat kepada kaum lelaki untuk lebih menghargai istrinya. Rupa-rupanya sang istri adalah korban media ala medsos. Merasa mengetahui isi berita dengan hanya membaca judulnya saja. Istilah kerennya, "penggemar click bait."
Menjadi buku favorit tidak selalu harus dibaca sampai tuntas. Sama seperti istri si Acek, demikian pula Chuang. Ia tidak pernah membaca isinya. Ia hanya suka dengan judulnya saja.
Sebuah buku seyogyanya memiliki banyak fungsi. Mau untuk dibaca atau sekadar menjadi pajangan. Hingga yang paling legendaris, bisa dipakai sebagai penahan pintu.
Akan halnya dengan Chuang, buku favoritnya itu juga berfungsi ganda. Â Selain menjadi semacam pledoi atas pilihannya untuk tetap menjomlo, buku itu juga berfungsi sebagai azimat. Untuk menakut-nakuti siapa pun yang iseng bertanya, "kapan kawin?" Terutama dalam perayaan hari besar, seperti imlek.
**
MALAM itu, Chuang merasa seperti ada sebuah kekuatan yang mengobok-obok perasaannya. Menghadapi kenyataan bahwa hidupnya sudah tidak terlalu lama lagi, sungguh menimbulkan sebuah beban yang berat. Masih banyak hal yang belum ia lakukan. Keliling dunia, pesta pora, mandi susu, mencari istri yang baik, lalu bertobat. Menurutnya, itulah proses alami yang seharusnya terjadi.
Namun, yang terpenting adalah membahagiakan mamanya. Meskipun Chuang belum memikirkan tentang pernikahan, ia tahu jika sang Ibu sangat ingin seorang menantu yang saban hari berseliweran di dalam rumah tokonya. Tentunya yang sabar dan subur. Kalau perlu bisa memberikannya sepasang cucu kembar.
Akhirnya Chuang pun memutuskan untuk memperpendek proses manusiawinya. Lupakan keliling dunia, pesta pora, dan mandi susu. Dalam tempo tujuh hari ia harus sudah kawin, lalu bertobat. Tepat pada saat sang sakratul maut menjemput dirinya.
Chuang memejamkan matanya. Ia terlihat seperti berdoa. Padahal tidak. Ia hanya mengambil waktu sesaat untuk melakukan hal yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. Sebuah hal besar yang memerlukan usaha ekstra keras. Tekad, keyakinan, semangat, dan juga pengorbanan.
Semuanya akan ia kerahkan pada malam itu. Semuanya akan ia lakukan demi sebuah tujuan mulia;