Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Chuang Bali Bab 2: Wanita Lebih Mudah Masuk Neraka

3 Oktober 2023   06:39 Diperbarui: 4 Oktober 2023   05:22 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel Chuang Bali Bab 2 (sumber gambar: istockphoto.com)

Mama Chuang adalah seorang wanita perkasa. Rumah Bakmi Hao adalah rintisannya. Itu setelah ia kehilangan suami yang menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga. Sejarah Rumah Bakmi ini memang unik. Dimulai dari kisah sang Bunda yang tidak tahu memasak.

Entah apa yang merasukinya, Chuang sangat suka bakmi. Itu sedari kecil. Bakmi apa saja, yang penting terbuat dari terigu, bentuknya panjang-panjang, dan berwarna kuning. Saking senangnya Chuang makan bakmi sehingga ia selalu merengek kalau belum mencicipi bakmi.

Saban hari demikian, setiap waktu begitu.

"Anak tidak bisa dimanja," kalimat itu selalu terngiang di telinga Mama Chuang. Tapi, apa daya, segala hidupnya sudah ia berikan kepada Chuang seorang saja. Tidak ada lagi yang lebih penting selain itu. Ia lalu berdalih tidak memanjakan anaknya, hanya membuatnya bahagia.

Namun, tak disangka cinta kepada anaknya justru membawa kebaikan. Begitu pula cinta anaknya kepada bakmi.

Karena tidak memiliki banyak uang, maka sang Bunda selalu hanya membeli bakmi ayam tanpa ayam di gerobak bakmi dekat pasar.

Awalnya si pemilik bakmi mengira kalau itu perkara selera. Tapi, setelah ia tahu kisah sebenarnya, maka ekstra ayam dan jamur selalu tersedia tanpa bayaran. Pertama-tama masih wajar, lama kelamaan Mama Chuang sudah merasa jika ia kurang ajar. Tapi, pemilik gerobak bakmi tidak pernah mau menerima bayaran lebih sang Bunda. Bakmi ayam tanpa ayam selalu tersedia dengan ekstra ayam.

Akhirnya jalan tengah pun ditemukan. Mama Chuang bersedia bekerja sebagai pegawai dengan bayaran apa adanya. Alhasil, ia menjadi kesayangan pemilik gerobak bakmi yang merupakan seorang pria tua yang hidup seorang diri.

Waktu berjalan dengan cepat, tidak ada yang abadi di dunia ini. Si penjual bakmi jatuh sakit. Karena ia hidup sebatang kara, akhirnya Mama Chuang mengajaknya tinggal di rumah bersamanya. Rumah semi permanen dua tingkat, plafon terbuat dari kayu, dan lantai ubin keramik putih model tempo doeloe. Syahdan usaha gerobak bakmi pun berpindah ke lantai satu rumah sederhana itu.

Dan, sejak saat itu gerobak bakmi Hao berganti nama menjadi Rumah Bakmi Hao.

Sekali lagi, sang Bunda adalah seorang wanita tegar. Meskipun hidupnya susah, ia tidak pernah mau berkeluh kesah, apalagi berputus asa. Baginya hidup yang sebenarnya adalah yang ia jalani. Bukan masa lalu atau masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun