Sebabnya zaman telah berubah. Banyak kesempatan di luar sana untuk meraup cuan tanpa harus membuka toko. Selain itu, banyak juga kesempatan untuk hidup berkecupan tanpa harus menjadi pedagang.
Lihatlah sisi baiknya. Bahwa semakin banyak kesempatan bagi warga Tionghoa untuk berkecimpung di masyarakat. Berkontribusi pada bidang yang dulunya "terlarang." Menjadi ASN pun oke, bergabung bersama TNI-POLRI pun baik, berkecimpung di dunia politik juga tidak masalah.
Sisi yang lebih baik lagi, pada akhirnya tidak ada sekat di antara semua warga Indonesia. Siapapun bisa berkontribusi bagi bangsa dan negara, dalam bentuk apa juga, tanpa harus membedakan suku, agama, dan ras.
Oleh sebab itu, menjadi pemimpin pun harus bijak. Janganlah pernah mengatakan bahwa suku tertentu menguasai ekonomi dan "menjajah" bangsa ini. Kekayaan negara ini bukan milik pribadi, golongan tertentu. Tapi, milik seluruh negeri yang akan dinikmati oleh bangsanya sendiri.
 **
Acek Rudy for Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H