"Dor... Dor... Dor..."
Sebelum saya sempat bertanya, si Joe berujar, "percikan kena pipiku."
"Sakit?" aku bertanya lagi.
"Tidak. Tapi, sadarkah kamu jika pistol ini bisa membunuh kita..."
Aku terdiam.
Dia memperlihatkan hasil tembakannya. Dua kena di bagian ujung dan satu meleset. Padahal sasaran itu bukan pada jarak terjauh. Masih dalam ukuran "beginners level."
Sekarang giliran saya. Si Joe yang membantuku mengisi peluru. Dan, terlihat tangannya gemetaran! Ternyata si Lethal Weapon ini pun kagok.
Saya membidik pistol ke sasaran. Perasaan berkecamuk, jari bersiap di pelatuk.
"Dor..." Kaget, bukan karena suara. Tapi, hentakan.
"Dor..." masih tegang.
"Dor..." Sudah sedikit terbiasa, tetapi tetap saja tegang.