"Cindy, kamu hebat. Si penulis itu bisa membaca pikiranku... HAHAHAHAHA," Ivan puas.
Seminggu kemudian, sebuah paket diterima Cindy. Isinya 25 eksemplar buku biografi Ivan. Ada rasa kagum melihat sampulnya, kualitas tinggi dengan desain warna yang bagus. Ada rasa jijik melihat foto Ivan yang terlihat lebih muda. Terlebih lagi judulnya yang terkesan murahan, "Gali Lubang Tutup Lubang." Tapi, Cindy bisa memaklumi karena ia tahu persis selera si bos yang emang murahan.
"HAHAHAHAHA... Baca nih, baca nih..." Ivan keluar dari kantornya.
"Hari ini, pokoknya semua staf kantor harus membaca buku ini. Sampai tuntas... tas... tas... HAHAHAHAHA."
Cindy tidak terlalu memedulikan ucapan bosnya itu. Dia memang berkeinginan membaca buku itu. Bukan tertarik dengan kisah hidup Ivan, tetapi penasaran bagaimana si ghost writer itu mengolah kata.
Cindy mengabaikan bagian kata pengantar, ia menelusuri bab demi bab secara acak, melihat bagian mana yang menarik untuk dibaca. Jarinya terhenti pada halaman 177. Bab itu berjudul, "Cindy Sekretarisku."
Perasaan Cindy tidak terlalu enak, mengapa bosnya itu menempatkan satu bab khusus membahas dirinya. Dengan perlahan ia mulai membaca dari alinea pertama.
Mata Cindy terbelalak, emosinya memuncak bercampur dengan perasaan khwatir. Bagaimana mungkin bosnya tahu laku privasi dirinya? Bagaimana ia pernah berpacaran dengan mantan teman kerjanya, dan menggunakan sofa di ruang Ivan untuk memadu kasih. Di bagian itu juga, tertulis bagaimana Cindy putus karena dikhianati pacarnya.
"Bagaimana si bos bisa tahu?" Perasaan Cindy campur aduk antara heran dan perasaan was-was.
Ia lalu melihat ke arah teman-temannya. Takut jika ada yang membaca bagian itu. Tidak ada suara, semua sibuk membaca buku dengan ekspresi wajah yang serius.
Tiba-tiba Sonya yang duduk di samping Cindy terisak-isak. "Ada apa, Sonya?"