Tak lama kemudian, Perang Dunia II meletus pada 1939. Fokus pemulihan ekonomi pun berubah ke perang melawan Nazi Jerman di Eropa.
Amerika pun beralih ke penguatan infrastruktur militer AS. Ternyata hal tersebut mendorong produktivitas manufaktur sektor pertahanan Amerika.
Efeknya panjang, perusahaan lainnya juga turut menikmati dari terciptanya banyak lapangan pekerjaan.
Lalu Pearl Harbour dibom Jepang. Dari hanya sebagai pendukung, Amerika pun terlibat langsung. Industri manufaktur semakin subur.
Kendaraan dan senjata perang diproduksi berkali-kali lipat. Semakin banyak tenaga kerja yang dibutuhkan, Amerika kembali bergairah.
Setelah Perang Dunia II berakhir, Amerika muncul sebagai pemenang. Solidaritas bangsa dan kepercayaan terhadap negara membuat Amerika mendapat akselerasi penuh dari dalam dan juga luar negeri.
Ironis, Depresi Besar Amerika diselamatkan oleh perang. Pertanyaan yang masih membuat banyak orang penasaran adalah: Apakah Amerika akan lolos dari jurang Krisis jika Perang Dunia II tidak pernah dimulai?
Apapun itu, Depresi Besar Amerika adalah kisah kelam dunia. Negara mana pun di dunia ini berusaha untuk menjauhinya.
Bagaimana dengan Indonesia Saat ini?
Aman tentunya. Setelah mengalami kontraksi selama dua bulan, ekonomi Indonesia tumbuh sejak Kuartal ketiga 2021 hingga kini. Krisis menjauh, Depresi Ekonomi tidak perlu dikhwatirkan.
Indikatornya tidak kelihatan. Ekspor masih lebih tinggi dri impor, utang negara rasionya masih di bawah 60% dari PDB, angka pengangguran tidak tinggi amat.