Anak buah Hartono tidak segan-segan dirolling. Dan memang itu adalah keharusan. Tujuannya agar tidak terlibat hubungan khusus dengan kliennya.
Terkecuali mereka dengan sadar mau keluar sendiri untuk menikah ataupun menjadi simpanan. Hartono bukanlah tipe mafia yang memeras anak buahnya hingga "bulukan".
Kehati-hatiannya juga yang membuat dirinya susah ditangkap aparat. Meskipun namanya sudah kondang, publik di zamannya juga tahu jika Hartono itu untouchables.
Hartono tidak pernah menolak menyediakan layanan gratis bagi para penampuk kekuasaan. Semacam upeti untuk kebutuhan gelap para pejabat.
Lingkup usaha Hartono memang lengkap. Mencakup pemilik harta, pemegang kekuasaan, dan pengatur politik.
Lantas dimanakah Hartono sekarang?
Ia telah meninggal pada pertengahan tahun 2021 lalu. Tidak terlacak di media massa, tidak tampak di lini masa, karena memang ia tidak terkenal lagi. Atau lebih tepatnya tidak dipeduli.
Kejayaan Hartono mulai meredup pada akhir tahun 90an. Keinginannya menjadi hartawan harus ia kubur dalam-dalam.
Hartono memiliki impian besar. Memindahkan pelangan manca negara dari Geylang di Singapura dan Phat Phong di Thailand ke Bali, Indonesia.
Adalah Planet Bali yang sempat heboh. Diisukan menjadi one stop entertainment bagi para pria hidung belang. Pada tahun 1994 rencana tersebut ia canangkan.
Namun, setelah krisis ekonomi, bank yang menyokongnya tidak lagi beroperasi. Hartono kemudian beralih ke seorang konglomerat yang konon dekat dengan lingkar kekuasaan.