Nama Hartono pada era 80an adalah nama pasaran. Dalam bahasa Jawa artinya "Kaya'. Nama adalah doa, siapa sih yang tidak berharap jadi kaya?
Hartono memang kaya. Bukan hanya harta, tapi juga tahta dan wanita.
Tahta yang Hartono miliki bukanlah jabatan resmi di pemerintahan yang sangat prestisius di zamannya. Tapi, ia memiliki kedekatan khusus dengan para pemangku kekuasaan.
Hartono bukanlah playboy. Ia tidak pernah terdengar gonta-ganti pacar. Tapi, setiap hari hidupnya dikelilingi ratusan wanita. Dari gadis kampung, ayam kampus, hingga artis ibu kota.
Hartono yang kumaksud mungkin masih terasa asing bagi kaum milenial. Tapi, di zaman bapakmu, Keiko Love tidak ada apa-apanya. Robby Abbas masih bau kencur. Endang Hartini yang konon jualan artis VA masih kalah gaungnya.
Hartono yang kumaksud adalah Hartono Setyawan. Tapi, ia lebih dikenal dengan nama Hartono Prapanca atau Hartono Ayam.
Siapakah Hartono Prapanca?
Cobalah tanya bapakmu, siapa tahu dia pernah mendengarkan namanya. Syukur-syukur dirinya tidak pernah terlibat dengan jaringan Hartono.
Membentang dari Jakarta, Surabaya, Batam, Semarang, Bali, Banjarmasin, hingga Pontianak. Nama Hartono lebih bergaung daripada artis ibu kota jualannya.
Bisnis esek-eseknya tidak hanya luas, juga tergolong rapih, terorganisir, modern pada masanya, dan hampir tak tersentuh.