Kaum Grammar Nazi adalah orang normal yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Mereka bukanlah fasis. Dan asumsi saya: Cinta Indonesia.
Faktor kepribadian tentu mempengaruhi. Menurut sebuah riset di Amerika Serikat (Kompas.com), Grammar Nazi kebanyakan adalah orang-orang introvert.
Penelitian yang dilakukan melihat adanya korelasi yang erat antara tipe kepribadian dan keinginan untuk mengoreksi kesalahan.
Introvert adalah tipe manusia yang cenderung lebih banyak menggunakan lobus frontal, alias bagian otak yang bertugas untuk merencanakan, memikirkan penyelesaian masalah, serta mengingat (alodokter.com).
Tapi, tentu tidak semua Introvert adalah Grammar Nazi.
Tiga Level Grammar Nazi
Masih dari Kompas.com. Ada tiga jenis Grammar Nazi dengan ciri-khasnya masing-masing.
Pertama. Level Pemula: Biasanya lebih sopan dan halus ketika mengoreksi grammar.
Kedua. Level Pengalaman:Â Bersikap lebih keras, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
Ketiga. Level Akut:Â Selain bersikap keras mengoreksi, mereka juga ingin diakui kemampuannya. Show-off biasanya terjadi pada level ini.
Pada level pertama, koreksi biasanya hanya dilakukan pada orang-orang yang dikenal saja. Kalau pun di media sosial, itu hanya karena kebetulan mereka melihatnya.
Sedangkan pada level kedua dan ketiga, mereka akan mencari waktu khusus untuk mencari kesalahan pada setiap bacaan. Baik pada konten atau di kolom komentar.
Ketidak Sempurnaan Grammar Nazi
Si Grammar Nazi memiliki kecenderungan untuk mengutamakan tata-bahasa dibandingkan makna sesungguhnya yang ingin disampaikan. Perilaku ini sudah menjadi kebiasaan, dan mereka nyaman dengannya.