Di Jepang, TK adalah hal yang wajib untuk belajar kehidupan. Anak-anak dibiasakan untuk hidup mandiri dan mengimplementasikan kebudayaan Jepang.
Hal ini terus berlanjut hingga kelas 2 SD. Mata pelajaran membaca, menulis, dan menghitung memang telah dimulai di sana. Namun, pendidikan kebiasaan hidup masih tetap dititikberatkan.
Guru juga memberi contoh yang baik. Dalam setiap mata pelajaran, pendidikan moral selalu disisipkan dalam bentuk teori dan praktek. Uniknya, tidak ada istilah tinggal kelas pada level TK hingga kelas 2 SD. Kuncinya adalah telah mengikuti proses belajar lengkap. (goikuzo.com)
Susahnya Menjadi Orang Asing di Jepang
Kesimpulannya, orang Jepang percaya bahwa kebudayaan dan sistem pendidikannya telah mampu membentuk pribadi-pribadi berkualitas, unggul, dan terhormat.
Sayangnya, sistem ini tidak selamanya baik. Standar mayoritas di sini adalah standar Jepang, bukan dunia. Jadilah orang Jepang sebagai masyarakat yang eksklusif. Mereka memiliki pandangan yang konservatif terhadap budaya lain.
Turis sering melongo-longo ketika menghadapi orang Jepang yang "tidak seperti biasanya." Dalam kasus moderat, sebagian orang Jepang masih bisa memahami dan menerima.
Tapi, dalam kasus yang berat, penolakan terhadap orang asing kerap terjadi. Konon WNA yang ingin menetap lama di Jepang, harus melalui beberapa proses yang tidak sederhana.
Mulai dari pendataan hingga persetujuan. Karena kabarnya, beberapa daerah di Jepang sama sekali tidak menginginkan adanya orang asing yang tinggal pada lingkungan mereka. Mereka yang hidup berbeda dari standar orang Jepang akan dianggap perusak tatanan.
Konsep Asia Timur Raya
Kembali kepada sejarah, Jepang melakukan ekspansi kolonialisme dengan sebuah semangat. Membentuk konsep Asia Timur Raya. Agak berbeda dari sistem kolonialisme Belanda. (kompas.com)