Lantas bagaimanakah rupa para pelaku pedofil ini? Apakah mereka bisa diidentifikasi secara kasat mata?
Penjelasan Psikologi
Para pelaku pedofil umumnya tidak bisa dibedakan. Beberapa dari mereka mampu membaur. Namun, secara psikologis mereka adalah orang-orang yang tertekan. Pada umumnya adalah pribadi yang rendah diri, merasa terisolasi, tidak percaya diri, dan memiliki emosi yang tidak stabil.
Mereka kurang nyaman berinteraksi dengan orang sebaya. Para pedofil ini cenderung merasa ditekan, meskipun dalam sebuah percakapan biasa.
Mereka sering mempertahankan diri dengan cara berbohong. Baik mengenai latar belakang ataupun tentang keadaan. Jika merasa tidak nyaman, mereka bisa menjadi sangat agresif.
Sebuah studi yang berjudul Sex Offenders, Clinical Psychology (2001) menjelaskan bahwa tindakan kekerasan seksual pada umumnya dikuasai oleh kemarahaan dan perasaan berkuasa. (nationalgeographic.id)
Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa tindakan pemerkosaan pada umumnya dimulai dari sikap permusuhan. Rasa benci kepada korban menjadi pendorong utama.
Namun, dalam kasus pedofil, motif ini sedikit berbeda. Lebih disebabkan oleh distraksi sosial. Pelaku sering merasa tidak nyaman dalam pergaulan dengan teman sebaya.
Lantas, mereka pun terdorong untuk menunjukkan superioritas mereka kepada anak-anak yang dianggap lebih lemah.
Tapi, bisa juga sebaliknya. Pelaku menganggapnya sebagai bentuk kasih sayang. Mereka menganggap bahwa hanya anak kecil yang memahami nasib mereka.
Jelas ini adalah gangguan kognitif. Para pelaku pedofil salah dalam menerjemahkan arti dari hubungan seksual. Bagi mereka, pemerkosaan itu normal dan tidak agresif.
Bagian Otak
Sebuah penelitian dari Annals of Sex Research menyatakan bahwa pelaku kekerasan seksual memiliki volume otak yang lebih kecil daripada umumnya. (nationalgeographic.id)