Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bani: Menulis Buku untuk Jodoh

8 Agustus 2020   20:11 Diperbarui: 9 Agustus 2020   00:02 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia pun ingin membagikan bukanya kepada orang yang ada pada kehidupannya, dan bayangan ketika akan memberinya kepada Wiwit yang sebelumnya ingin melamarnya dengan buku itu, sontak, apakah cinta tidak membutuhkan terori yang berbelit-belit asal ucap dan asal melamar untuk sama-sama "bersedia" mencinta?

Bani hanya tidak mau bunuh diri untuk perasaannya. Orang pendiam seperti Bani, cenderung tidak nyambung jika diajak ngobrol, bahkan sering membuat Wiwit bertanya-tanya. 

Rasanya Bani pribadi yang jauh untuk menarik simpati Wiwit. Mungkin lebih jauh lagi untuk kata cinta untuk Bani bagi Wiwit.

Buku karya Bani nanti itu, dalam imanjinasinya tetap akan Bani berikan pada Wiwit; tetapi momen hari raya natal, mungkin yang baik dari yang terbaik cara memberi buku itu sebagi kado natal untuk Wiwit tahun ini. 

Karena mungkin esensi mencintai adalah untuk memberi, dan berikanlah sesuatu yang ingin kau beri untuk seseorang yang kamu kagumi, bahkan kamu cintai seperti kisah Bani kagum dengan Wiwit.

Perkara dalam cinta yang didominasi perasaan dan hati seseorang, mungkin setiap orang sudah punya pilihan itu masing-masing, dan siapa yang akan dipilih sebagai cinta oleh Wiwit seperti Bani-pun tidak tahu. 

Bukan menjadi manusia yang menarik setaip harinya dalam setiap pergaulannya, mungkin Bani harus sadar itu sebagai kesadaran. 

Supaya ia tidak memulukan diri sendiri dengan sok PeDe mencintai Wiwit. Begitu juga Wiwit supaya perasaannya tetap biasa saja jika dibebani cinta oleh Bani.

Tentang yang sama-sama mungkin tidak diketahui itu, makna tersembunyi dibalik batin-batin manusia, biarlah semua menjadi jawaban bagaimana diri manusia akan saling menemukan dirinya dalam cinta. Serahkanlah semua pada kekuatan adikodrati dari hidup itu sendiri.

Cinta memang untuk saling mengasihi dan memberi, tidak ada salah memberi sesuatu pada orang yang dicintainnya, termasuk memberi buku karya Bani kepada Wiwit sebagai bentuk kekaguman dalam cinta itu mengenal wanita seperti Wiwit sebagai calon jodoh. 

Namun dalam cinta semua masih mungkin--- haraplah tanpa mengharap, cinta tetap akan menjadi cinta pada akhirnya bagi manusia.      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun