Kepercayaan diri, memanglah hanya sebagai kepercayaan. Ia sapat tinggi, dapat pula menjadi rendah.Â
Tetapi manusia harus melepas topeng-topeng itu dalam menjadi dirinya, dimana ia harus juga menjadi dirinya sendiri, yang mungkin berbeda dan tidak sepakat dengan manusia lain. Bukankah dalam kehidupan sendiri harus berbaur dengan manusia yang lain?
Inilah sebenarnnya yang Bani ingin tunjukan ketidak sempurnaan menjadi manusia dalam "topeng" untuk kehidupan sosial itu.Â
Terkadang menjadi dirinya sendiri saja dianggap tidak sempurna, apa lagi dengan sejuta bentuk topeng-topeng yang mencoba diterima orang lain. Tetapi ia "bani" juga harus menjadi dirinya tanpa menggunakan topeng tersebut.
Membohongi diri memang tidak mungkin, apalagi dengan terlalu ambisius untuk menunjukan sikap diri yang berlebihan, sebenarnya siapa engkau?
Dan apakah engkau memang benar orang yang paling sempurna dibalik masih banyak yang lain sebagai "pribadi" yang sama-sama indah?
Itulah pertanyaan sebagai sikap kewaspadaan seorang Bani, karena ketika semua tidak seperti apa yang manusia kehendaki, sakit hati, kecewa, akan melebur menjadi sifat dan pribadi manusia.Â
Maka menjaga diri agar tidak sakit hati bahkan kecewa juga sangat perlu bagi manusia termasuk Bani didalammnya memandanng cintanya sendiri.
"Dibalik manusia harus menjaga kesehatan badannya, ia juga harus menjaga kondisi jiwanya yang mungkin akan sama-sama merasakan sakit ketika antara tubuh dan jiwa memang abnormal.Â
Tetapi rasa mengasihi, dan menjadi tanpa pamrih, adalah sesuatu yang membebaskan itu dalam menjadi manusia.
Memang selayaknya cinta: "kalau dapat memberi; berikanlah, termasuk hati kepada yang engkau cintai itu sebagai bagian dari apa yang dapat manusia itu berikan.