Dengan berbagai kekhawatiran manusia itu hidup, maka; "tidak ada keadaan yang dilalui tanpa khawatir termasuk dalam memandang kerja diperusahaan itu sendiri bagi saya".
Karena itu uang atau "gaji" merupakan alasan paling rasional yang saya sampaikan ketika akan mengajukan surat keluar kerja ke perusahaan.Â
Meskipun saya sendiri sadar dalam kerja seberapa-pun uang itu tidak akan pernah cukup---- tidak hanya saya semua manusia juga menyadari itu.Â
Tetapi hal lain selain uang merupakan alasan paling beralasan dari manusia mengajukan keluar dari perusahaan tersebut.Â
Entah apa itu intinya; jika manusia sudah merasa tidak bahagia dengan dirinya sendiri ketika berada diruang kerja konvensional secara definitive, ia pasti akan keluar kerja seperti saya.
Maka menemukan diri dengan menulis yang saya rasakan seperti saya telah menemukan cahaya didalam gelap diri.Â
Setiap potensi diri manusia, saya sadar hanya dirinya sendiri yang dapat menggapainya. Namun entah mengapa dengan saya, nyatanya saya bukan anak dari priyayi, bapak-ibunya saja tidak sekolah.
Secara diakui resmi di sekolah, saya  hanya tamatan sekolah menengah pertama. Tetapi mengapa saya sangat cinta terhadap pengetahuan yang kemungkinan besar itu dicintai ilmuan dan akademisi di kampus sana?
Ini bukan saja pertanyaan tetapi alasan, apakah orang hidup harus berpengetahuan apapun latar belakangnya meskipun muda dan miskin seperti yang dijelaskan dalam Serat Wedhatama itu karya dari filsuf raja jawa Mangkunegra IV?
Namun dalam berbagai kuasa itu sebagai manusia ini memang tidak dapat ditebak. Manusia dapat tertebak menjadi apa dirinya ketika mereka punya uang untuk membeli apa yang diinginkannya. Dengan uang itu, manusia pun belum tentu jelas akan sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Seperti seorang penulis yang ingin diterbitkan bukunya, dan ia menganggap itu karya terbiaknya.