Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Semua Bentuk Kontradiksi

30 Juli 2020   09:19 Diperbarui: 9 Agustus 2020   00:50 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: yedepe.com

Maka bersabarlah engkau menunggu hari kematian itu datang, entah berpuluh atau beratus-ratus tahun lamanya engkau akan mati, bagi manusia mati adalah sebuah keniscayaan".

Tetapi apakah tanpa keresahan dan kegelisahan hidup bagi manusia "kreativitasnya" akan mati dengan sendirinya?

Kontradiksi hidup, tunjukan dimana hidup ini akan bermuara pada akahirnya sebelum hari kematian itu datang? Karena yang hidup pasti akan mati dan yang mati mungkin bisa saja ia dihidupkan kembali---- selama masih ada bentuk-bentuk energy, dimana daya-daya gerak itu kembali.

Jikalau hidup memang harus berkawan baik dengan kebebalan itu, saya sadar kesempurnaan tersebut adalah bahasa dari tuhan, angan-angan akan tuhan, dimana dan dari mana saya berasal.

Tentu di sini dapat terjawab; dari pikiran yang tidak dapat manusia nalar perwujudannya. Karena sejatinya manusia itu makhluk pencari tetapi ia sendiri sebenarnya tidak tahu apa yang dicari. 

Apakah tuhan yang selama hidup manusia cari bisa tertemui? Pertanyaan itu, tersisa jika manusia percaya tuhan, bukankah kepercayaan itu ada pada: mengapa dirinya itu ada disini dan saat ini?

Yang tidak terlihat memang seperti akan menjadi kekosaongan dari hidup belaka. Manusia dan titik dimana ia akan bertemu dengan dirinya sendiri untuk eksis.

Mengapa dari kejauhan sana kata eksistensialisme yang idealis seperti kata bias jika berada dalam lingkungan kerja konvensional? 

Menjadi penurut, tanpa bertanya dan sesuailah dengan system, apakah bentuk kerja manusia konvensional dewasa ini sudah tidak manusiawi?

Atau jangan-jangan manusia pekerja kini berada dalam ketakutan itu sendiri. Manusia pekerja bukan takut pada toleransi dari kerja sebagai manusia pekerja, tetapi takut pada sistem yang sangat structural itu justru membelenggu cara kerja pekerja. 

Memang tidak mudah ketika kerja sudah diteknologikan "sistematis". Praktis manusia dengan manusia sudah tidak ada kepercayaan lagi; bahwa otak manusia dalam berpikir yang mempengaruhi tindakan jauh patut dicurigai dari pada barang mati seperti komputer yang dapat menyajikan kejujuran tanpa disadari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun