Semoga fenomena Ulin Nuha dan kawan-kawan di Sekar Wijaya, aktifnya Pawaka dalam memperhatikan pelajar Karang Rena, dengan bukti penghargaan siswa-siswi sekolah dasar yang berprestasi, juga kerja keras Desa yang tetap mempertahankan organisasi pelajar agar tetap ada, akan membuahkah hasil yang lebih luas, tidak hanya memberi penghargaan berupa "uang" bagi pelajar.Â
Penghargaan bentuk uang memang bagus dan penting, tetapi uang hanya sifatnya sementara, begitu dibelajakan akan habis. Ilmu yang manfaat, dengan di akmodasinya guru-guru kesenian dan segala bentuk macamnya, untuk mereka para pelajar Karang Rena akan sangat lebih bermanfaat dari uang tersebut.
Mengutip literasi yang pernah saya baca. Jepang waktu itu dengan kedigdayaan militer yang ia punya, sangat maju pada zamannya, dan bisa menguasai nagara lain seperti Indonesia. Tetapi karena pengetahuan, disini sekutu dapat membuat Bom Atom untuk melemahkan, bahkan menghancurkan Jepang, yang mulai menguasai dunia.
Lewat kota Nagasaki dan Hirosima, Jepang di luluh lantakan baik ekonominya, atau pun politiknya, yang membuat Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Lalu ketika jepang hancur, apa yang ditanyakan oleh kaisar Jepang? Adalah seorang guru yang ditanyakan, mengapa yang di tanyakan guru? Karena untuk membangun manusia sangat memerlukan seorang guru, ketika manusia terbangun, peradaban kehidupan pasti akan maju.
Jepang dapat maju karena mengadakan peran seorang guru, saya kira tidak hanya Jepang yang butuh guru untuk memperbaikai peradabannya, Karang Rena juga sangat butuh peran guru, untuk mendidik  para pelajarnya, kini dan nanti. Bekal ketrampilan dan keahlian akan lebih besar manfaatnya, ketimbang berapa pun besar uang yang diterimannya bagi "pelajar".