Baca juga : Self Awareness dalam Pengamalan Ajaran Islam di Era Digital
Allah SWT tidak memberikan  p e r p e l,  bagaimana ummat-Nya untuk bisa memahami dan cara-cara mengamalkan  a r t i  serta  m a k n a  ayat-ayat  Al-Qur'an, akan tetapi seluruh ummat-Nya di bekali a k a l  sejak penciptaan-Nya, yang dapat digunakan untuk  b e r p i k i r  dan  terus  b e r p i k i r  serta  m e m i k i r k a n.Â
Seperti Al-Qur'an menggunakan kata-kata  afala ta'qilun, afala tadzakkarun, afala tatadabbarun, afala tatafakkarun, yang banyak pada ayat-ayatnya.Â
"Apakah kalian tidak berpikir ?"
Intinya  a d a l a h  merangsang manusia untuk dapat menggunakan akal dan pikirannya.
BERPIKIR, BERPIKIR DAN MEMIKIRKANNYA
Sesudah berpikir dengan otak secara optimal dan berpikir dengan h a t i yang di dada, ditemukanlah "sebab-sebab"  k e n a p a  ummat muslim biasa merasa tidak sanggup bisa mengamalkannya perintah Allah untuk bersifat dan berperilaku sebagai orang bertaqwa.
Hawa n a f s u yang ada dari dalam diri kita sendiri yang bersifat selalu menghalangi manusia untuk berbuat  p a t u h dan t a a t  mengamalkan perintah-perintah-Nya.
Di dukung pula dengan adanya potensi kelemahan manusia sesuai Al-Qur'an, yang meningkatkan rasa pesimistis manusia.
M E N G A T A S I N Y A
Nabi SAW bersabda seusai Perang Badar, b a h w a  :Â