SURAH AL-HUJURAH(49) AYAT 13
Surah ini merupakan angin segar adanya suatu harapan bagi setiap ummat muslim untuk menjadi seorang yang mulia di antaranya di sisi Allah, yang dapat kita pahami sebagai sesuatu kenikmatan dan keindahan yang tidak ada taranya di dunia. Namun, dengan terjemah ayat tersebut, masih belum dapat dipahami bagaimana caranya bagi ummat muslim biasa bisa meraihnya, sehingga akhirnya jangan hanya terbatas dibaca dan dihafalkan.
MENURUT BEBERAPA HADIS
Sesuai petunjuk beberapa ulama, kita dapat menyandingkan dengan ayat lain atau hadis yang relevan untuk bisa menemukan arti dan maknanya.
A r t i  taqwa dari beberapa hadis  :
Melaksanakan segala perintah Allah.
Menjauhkan diri dari segala yang dilarang Allah (haram).Â
Ridho (menerima dengan ikhlas) dengan hukum-hukum dan
ketentuan Allah.
Baca juga : Prespektif Psikologi dan Islam terhadap Memori dan Daya Ingat
Sesudah disandingkan, ternyata belum bisa juga menemukan a r t i  danÂ
m a k n a  untuk memahaminya.
Yang menjadi pertanyaan  :Â
Bisakah dan bagaimana caranya, sebagai ummat muslim biasaÂ
dapat bersifat dan ber-perilaku seperti orang yang bertaqwa ?
KELEMAHAN DAN KETERBATASAN MANUSIA
Kita sebagai ummat muslim  a d a l a h manusia biasa yang memiliki potensi kekurangan dan kelemahannya, sehingga untuk dapat bersifat dan berperilaku sebagai orang bertaqwa a d a l a h hanya sebuah impian belaka.
AL-QUR'AN YANG TIDAK BERUBAH
Al-Qur'an sudah tetap dan berlaku sampai akhir zaman tidak diperbolehkan dirubah, meski hanya satu huruf sekalipun.
Bagi setiap ummat muslim di masing-masing Era Jadul sampai Era Zaman now, hingga Era zaman Generasi Milenial, harus berani mengeksplorÂ
ayat-ayat Al-Qur'an sesuai kondisi masing-masing, melalui uraian dan penjelasan, sehingga dapat dipahaminya serta dapat di amalkannya.
TIDAK ADA PERPEL
Baca juga : Self Awareness dalam Pengamalan Ajaran Islam di Era Digital
Allah SWT tidak memberikan  p e r p e l,  bagaimana ummat-Nya untuk bisa memahami dan cara-cara mengamalkan  a r t i  serta  m a k n a  ayat-ayat  Al-Qur'an, akan tetapi seluruh ummat-Nya di bekali a k a l  sejak penciptaan-Nya, yang dapat digunakan untuk  b e r p i k i r  dan  terus  b e r p i k i r  serta  m e m i k i r k a n.Â
Seperti Al-Qur'an menggunakan kata-kata  afala ta'qilun, afala tadzakkarun, afala tatadabbarun, afala tatafakkarun, yang banyak pada ayat-ayatnya.Â
"Apakah kalian tidak berpikir ?"
Intinya  a d a l a h  merangsang manusia untuk dapat menggunakan akal dan pikirannya.
BERPIKIR, BERPIKIR DAN MEMIKIRKANNYA
Sesudah berpikir dengan otak secara optimal dan berpikir dengan h a t i yang di dada, ditemukanlah "sebab-sebab"  k e n a p a  ummat muslim biasa merasa tidak sanggup bisa mengamalkannya perintah Allah untuk bersifat dan berperilaku sebagai orang bertaqwa.
Hawa n a f s u yang ada dari dalam diri kita sendiri yang bersifat selalu menghalangi manusia untuk berbuat  p a t u h dan t a a t  mengamalkan perintah-perintah-Nya.
Di dukung pula dengan adanya potensi kelemahan manusia sesuai Al-Qur'an, yang meningkatkan rasa pesimistis manusia.
M E N G A T A S I N Y A
Nabi SAW bersabda seusai Perang Badar, b a h w a  :Â
"Kita kembali dari  jihad  k e c i l  menuju jihad  b e s a r,Â
melawan hawa  n a f s u dari dalam diri kita sendiri"
Baca juga : Self Awareness dalam Pengamalan Ajaran Islam di Era Digital
Hawa nafsu a d a l a h syahwat yang menguasai dan menggoda manusia, yang cenderung kepada hal-hal yang negatif.
Suatu gambaran yang jelas dari Nabi Muhammad, bagaimana sulit dan beratnya bagi kita ummat muslim biasa untuk dapat mengatasinya.
SYAHWAT, HAWAA, HAWA NAFSU
Untuk memperoleh pemahaman yang mantap, perlu kiranya kita menyamakan persepsi  a r t i kata-kata yang kita gunakan.
Syahwat  a d a l a h dorongan atau keinginan yang kuat dari h a t i  yang di dada, terhadap sesuatu yang bersifat materi dan yang hidup, y a i t u  : kesenangan terhadap harta benda, kekayaan, lawan jenis.
Hawaa' a d a l a h dorongan atau keinginan yang kuat dari h a t i yang di dada terhadap sesuatu yang bersifat non-materi, seperti  jabatan, pujian dan sebagainya, namun cenderung kepada keburukan atau negatif.
Hawa nafsu a d a l a h syahwat yang menguasai dan menggoda manusia, yang cenderung kepada hal-hal yang negatif.
BERDZIKIR DENGAN Â BACAAN DOA NABI YUUNUS
Sungguh karunia Allah SWT yang luar biasa kepada ummat muslim yang telah bisa selalu mengamalkan  "mengingat Allah" yaitu berdzikir dengan bacaan doa Nabi Yuunus, dimana saja dan kapanpun.
MEMILIKI KEKUATAN
Ternyata pembacaan dzikir yang berulang dan terus menerus dapat membangun suatu kekuatan didalam diri kita yang disebut sebagai kekuatan keheningan atau power of stillness yang yang bersumber dari ketenangan jiwa dan batin, sehingga menurut surah Al-Fajar(87)ayat (28) yang  a r t i n y a  :  Kembali kepada Allah SWT-  tetap berada di jalan Allah, tidak tergoyahkan oleh "hawa nafsu" yang menyesatkan.
Dilihat dari arti isi doa Nabi Yuunus a d a l a h  bertasbih kepada Allah seperti firman Allah SWT dalam surah Ash-Shaffat(37) ayat 143-144, yang Â
a r t i n y a  :
Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak bertasbih atau berdzikir (mengingat Allah). Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.
Demikianlah kekuatan berdzikir dengan bacaan doa Nabi Yuunus diterima Allah SWT, sehingga Nabi Yuunus diselamatkan dari dalam perut ikan.
Kekuatan-kekuatan yang diantaranya ditampilkan diatas, menunjukkan bahwa kekuatannya akan dapat menandingi kekuatan hawa nafsu dari dalam diri kita sendiri, karena berbasis dari mengingat Allah.Â
KELEBIHAN LAINNYA LAGI
Berdzikir dengan bacaan doa Nabi Yuunus  yang di amalkan terus menerus kapan saja dan dimanapun berada, maka dapat masuk kedalam memori hati yang di dada, yang keberadaannya di wilayah Bawah Sadar kita.Â
Karena keberadaannya inilah, yang menjadikan sifatnya bisa memasuki kedalam wilayah Sadar kita, secara otomatis tanpa kita ketahui.
Kekuatan-kekuatan yang diantaranya ditampilkan diatas, senantiasa siap dapat memasuki kedalam wilayah Sadar, bahkan bisa disebut sebagai perangkat didalam diri manusia, yang berfungsi melindungi manusia dari semua halangan dan gangguan yang timbul dari hawa nafsu. Bahkan tidak menutup kemugkinan juga, bisa melindungi terhadap penyakit fisik maupun non-fisik. Mirip seperti Paratroop TNI, yang siap diterjunkan di daerah rawan dimanapun posisinya
TERCAPAILAH DAMBAAN UMMAT MUSLIM
Dengan rasa  h a t i  yang lega, sampailah kita pada uraian dan penjelasan, yang membuktikan bahwa bagi kita seluruh ummat muslim biasapun, insya allah dapat menjadi "ummat yang mulia" diantara kita disisi Allah, karena bisa menjadi orang yang paling  t a q w a.  Wallahu a'lam.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI