"Jangan putus asa gitu dong. Coba kamu yang membuka pintu dulu."
"Aku perempuan Vi. Tak mungkin aku membuka pintu untuk orang yang tak pernah mengetuknya, dan mana berani aku menebarkan cinta di sembarang tempat."
"Tapi..."
"Sudahlah jangan dibahas lagi, film dah hampir dimulai tuh."
Kedua gadis itu berjalan menuju pintu yang sudah penuh dengan para mahasiswa yang sedang mendapat tugas mengupas sebuah cerita sastra. Sementara Jimmo berdiri menyandarkan dirinya pada tiang bisu menatap dari kejauhan. Sampai gadis pujaan hatinya lenyap di balik pintu dan dia berjalan diam-diam di antrian paling belakang.
*****
Jimmo meletakkan jaket jeans belelnya dan berjalan ke arah jendela. Menyalakan kretek dengan angkuh memandang diam-diam ke rumah kaca di seberang jalan. Yang ditunggunya tak nampak sekelebat pun. Dipandangnya lagi dengan geram rumah itu lalu berjalan ke luar kamar dengan wajah tak sabar. Dilemparnya puntung yang masih panjang begitu saja ke tong sampah tanpa peduli baranya bisa membakar benda yang lain.
"Mau kemana Jim?" Tanya Syam sahabatnya.
"Ngalong."