“yah aneh saja, soalnya baru pertama kali aku melihat pakaian seperti yang kau kenakan” jawab Idris dengan ekspresi dingin.
Zahara baru sadar bahwa di kampung ini, tak ada seorang pun gadis yang memakai rok mini selain dirinya, jadi wajar saja jika si idris menganggap pakaiannya aneh. “sebenarnya sih aku juga merasa kurang nyaman memakai rok mini seperti ini, tapi ini semua aku lakukan karena permintaan ibu” jawabnya.
Karena asyik berbincang di jalan, jauhnya perjalanan pulang tidak begitu mereka rasakan. “rumahmu yang sebelah mana sih” Tanya Idris.
“tuh yang berwarna biru” jawab Zahara sambil mengarahkan telunjuknya ke rumah yang terlihat paling mencolok dibandingkan dengan rumah-rumah di sekitarnya.
Sesampainya di rumah berwarna biru tersebut mereka dihadang oleh laki-laki yang kira-kira berumur enam puluh tahun. Badan yang tegap dengan kumis yang tertata rapi membuat laki-laki setengah baya tersebut kelihatan berwibawa. “kamu darimana aja nak, Ayah bahkan telah mengutus orang untuk mencarimu” kata laki-laki itu pada Zahara.