Setelah membersihkan diri shita langsung turun ke lantai satu untuk menemui keluaganya yang sudah lebih dulu disana, melihat shita datang ibu langsung memberikan secangkir teh yang sudah ia buat untuk menghangatkan tubuh anak gadisnya itu
“kak~ handphone ku mati... bisakah kau belikan aku hanphone terbaru?” rajuk shita sambil memeluk lengan kekar kakaknya
“kau ini... kau pikir aku bank?” ujar yuta sambil menjitak pelan dahi adiknya itu
“ayah~ handphone ku mati... bisakah ayah belikan aku handphone terbaru?” rajuk shita lagi, namun ayah beranjak dan pergi masuk ke kamarnya. Shita berfikir jika ayahnya marah dengannya karna meminta sesuatu yang mahal namun ayah tiba-tiba kembali dengan membawa sebuah kotak hadiah berwarna pink dengan pita berwarna merah disudutnya
“bukalah... ayah sudah membelikannya untukmu karna ayah pikir handphonemu itu memang sudah harus di ganti” shita langsung memeluk ayahnya dan berterima kasih karna telah membelikannya handphone baru, shita membuka kotak hadiannya dan di dalamnya terdapat kardus handphone, handphone keluaran baru yang sangat shita idam-idamkan
Kembali ke masa sekarang
Shita terbaangun di pagi hari dengan wajah yang pucat seperti orang yang sedang demam, ia mencari keberadaan roh dean namun ia tidak menemukan nya. Shita tak melanjutkan pencariannya karna ia terasa sangat lelah sekali dan menurut nyaa mungkin dean sedang pergi nanti juga akan kembali lagi
Shita memutuskan untuk mempersiapkan diri berangkat ke sekolah dan setelah selesai shita segera turun ke lantai bawah untuk sarapan bersama keluarganya
“kau terlihat tidak baik” ujar ka yuta melihat wajah shita yang seperti orang sakit
“sebaiknya kau istirahat saja di rumah, lagipula sudah tidak belajar kan?” tambah ibu sambil menyendokkan nasi goreng ke piring shita namun shita menyangkalnya
saat shita melihat jam dinding sudah menunjukan pukul 07.00 shita langsung pamit dengan ayah, ibu dan kakaknya karna ia sudah terlambat dan tidak ada waktu lagi untuk sarapan. Shita berlari keluar komplek rumahnya dan langsung menyetop taksi yang lewat, sampai di dalam taksi shita semakin merasa lelah dan lemas karna sudah berlari cukup jauh juga