Sekian lama Pepen termenung. Kata-kata Kusnadi banyak benarnya. Tetapi di samping itu, dia juga merasa tidak terlalu bersalah. Tetapi bagaimana?
Ada yang lebih menjadi pikiran, yaitu soal ajakan Kusnadi tadi. Meskipun hatinya masih maju-mundur, tetapi perlu dipikirkan lebih bijak.
Kata Kusnadi, Mira bicaranya sungguh-sungguh. Tetapi sebenarnya, dia tidak menganggap bercanda. Hanya masalahnya yang mana harus dianggap lebih penting. Atau, mungkin bukan penting bahasanya, tetapi lebih pantas.
Tadi dia menerima surat, katanya training di HAL diundur. Tidak tahu apa alasannya, kan hanya disebut "karena sesuatu hal" saja. Tetapi untuk dirinya tidak menjadi pikiran mau kapanpun.
Dari Zulkarnaen juga kemarin-kemarin menerima surat. Isinya memberi tahu soal pesangon itu. Sudah ada katanya. Malahan Zulkarnaen menyuruh Pepen maupun yang lainnya agar datang saja ke rumahnya. Tetapi Kusnadi maupun Pepen sudah sepakat, soal itu mau diserahkan ke Mira saja.
Diberi tugas begitu Mira balik bertanya, "Mau dipakai apa?"
"Gimana Mira aja." jawab Pepen.
"Iya." Kusnadi mendukung.
"Sekalian buat Mira aja uangnya?" kata Mira.
Saat itu, setelah Mira pergi, Kusnadi bicara. Tentang keinginan Mira kepada Pepen.
"Menurut Engkus gimana?" tanya Pepen setelah Kusnadi selesai bicara.