"Belum ditanyain jalan-jalannya mah. Tapi katanya pernah sekolah di Pendidikan Guru Agama."
"Pinter ngaji ya?"
"Sayang tadi malah nyuruh Si Bibi ya. Coba kalau kita nongkrong di sana. Dari Malangbong ke Tasik mah dekat Kus, nggak akan susah seserahan. Tapi biarin Kus, biar gampang saling mengunjungi." tertawa terbahak.
"Gimana atuh kan Mira juga orang Tasik?"
"Oh iya ya." kata Pepen agak terkejut.
Kusnadi tertawa kecil. Mengambil comro lagi.
"Ya, aku bilang pasti ketagihan."
"Kenapa Pen, nyuguhin teh kaya yang munafik. Kaya nggak ridho dihabisin?"
"Buat bekal ke rumah mah nanti lagi." jawab Pepen, sambil tertawa agak keras. "Sambil kita tengok yuk ke jongkonya. Harus dicek ke sumber beritanya  kan segalanya juga?"
"Mau orang Tasik kek mau orang mana kek, terserah." kata Kusnadi sambil mengunyah comro. "Yan penting, ini perut dari tadi pagi diisi makanan pedas melulu.. Jangan-jangan sehari ini nggak akan  makan nasi."
"Jelas, comro buatan Tasik mah dimakan sama nasi masa bikin tersedak. Kirain iya belum lapar. Baru dengar kabarnya, sudah langsung bikin lahap makan. Apa lagi kalau sudah ketemu orangnya." Pepen bicara begitu sambil pergi lagi ke luar. Tak lama datang Si Bibi membawa nasi dua piring. Datang lagi telur ceplok. Datang lagi sayur kacang.