"Kalau sekarang masih begitu mah."
Pepen tersenyum.
"Sekarang sudah nggak begitu Kus. Dianya sudah beda. Kita juga sama. Atau Kus mah lebih percaya ke Oom Jaya?"
"Ke yang namanya Pepen juga aku mah sudah tidak percaya." jawab Kusnadi.
"Bagus Kus. Harus begitu. Jangan terlalu percaya ke orang. Jangankan ke orang lain, meski ke diri sendiri harus sgak hati-hati."
"Termasuk kepada niat mau jadi jongos mungkin begitu ya."
Pepen tertawa kecil. Minum lagi.
"Mau pisang nggak Kus? Di situ ada yang jualan. Pantas lagi. Coba ya." menghampiri kapstok, merogoh uang dari saku dari saku celana.
"Bi! Bii!" panggilnya sambil pergi ke dalam.
Kusnadi termenung. Jarinya dijentikkan ke tangan-tangan kursi. Baru jelas sekarang di meja tulis Pepen ada foto Mira diberi figura kecil. Sedang menyeringai, giginya sedikit terlihat, di dinding atasnya menempel gadis Jepang, berbaring sexy. Di luar jendela, ada pohon mangga sedang masanya hijau daun.
"Comronya akan bikin ketagihan Kus." kata Pepen sambil membawa poci.