Mohon tunggu...
Kidung Sableng
Kidung Sableng Mohon Tunggu... -

Hanya manusia biasa yang biasa-\r\nbiasa saja, karena tidak memiliki sesuatu yang luar biasa.... dan masih belajar membiasakan diri agar terbiasa dengan segala hal diluar kebiasaan...\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Waspada!

10 Desember 2010   03:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:51 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Menghindari segala hal yang bisa merugikan perusahaan maupun diri saya sendiri.."

"Lha bagus itu!!", sahut Ki Demang..

" Lho???.. bagus gimana??.. lha wong saya yang akhirnya dikeluarkan koq??!.. bukan malah mereka yang jelas-jelas melakukan kesalahan!??", sanggah anaknya  dengan emosi..

" Yo bagus toh nduk... berarti kamu cuma kalah di dunia tapi menang di Akhirat hehehe...", jawab Ki Demang dengan santai sambil terkekeh.

" Dengarkan petuah mbah buyutmu dulu ya nduk!?", kata Ki Demang mulai pasang aksi untuk memamerkan  suaranya yang fals-fals basah itu, seperti biasa mengambil nada dasarnya dulu

" do..dooo..do...doooooooo" mencari nada dasar yang pass...

"Sasedyane tanpa dadya

Sacipta-cipta tan polih Kang reraton-raton rantas Mrih luhur asor pinanggih Bebendu gung nekani Kongas ing kanistanipun Wong agung nis gungira Sudireng wirang jrih lalis Ingkang cilik tan tolih ring cilikira"

( terjemahan )

" Suatu waktu seluruh kehendak tidak ada yang terwujud, apa yang dicita-citakan akan berantakan, apa yang dirancang menjadi gagal, yang ingin menang malah kalah, karena datangnya hukuman yang berat dari Tuhan. Yang tampak hanyalah perbuatan-perbuatan tercela, orang besar akan kehilangan kebesarannya, lebih baik nama tercemar daripada bertanggung jawab (mati), sedangkan yang kecil juga tidak mau tahu akan keterbatasannya ".

................................

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun